Menurut Karl Marx teori konflik merupakan suatu pertentangan. Ia juga memperkenalkan konsep struktur kelas di masyarakat.
Masyarakat juga dilihat sebagai arena ketimpangan (inequality) yang mampu memicu konflik dan perubahan sosial.
Marx juga melihat konflik di masyarkat berkaitan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan dikuasai.
Konflik juga muncul karena adanya pertentangan ekonomi.
Menurut Lewis A Coser teori konflik memilki fungsi positif jika mampu dikelola dan diekspresikan sewajarnya.
Teori konflik memengaruhi sosiologi konflik pragmatis atau multidisipliner, yang digunakan untuk mengelola konflik dalam perusahaan ataupun organisasi modern lainnya.
Namun, konflik ini enggak selalu bersifat negatif. Ia juga mempererat hubungan antar individu dalam suatu kelompok.
Baca Juga: Rekomendasi Penyelesaian Konflik, Materi Sosiologi Kelas XI SMA
Menurut Ralf Dahrendorf, konflik akan muncul melalui relasi-relasi sosial dalam sistem.
Oleh sebab itu, konflik enggak mungkin melibatkan individu ataupun kelompok yang tidak terhubung dalam sistem.
Ralf Dahrendorf memaparkan jika relasi-relasi di struktur sosial ditentukan oleh kekuasaan.
Adapun kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan atas kontrol dan sanksi yang memungkinkan pemilik kekuasaan memberikan perintah dan meraih keuntungan dari mereka yang engga berkuasa.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | gramedia.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar