Peter de Menocal, direktur di Pusat Iklim dan Kehidupan di Observatorium Bumi Lamont-Doherty di Columbia Universitas di New York menyebut rotasi aksial Bumi dipengaruhi oleh interaksi gravitasi Bulan dan planet-planet yang lebih masif.
Hal inilah yang menyebabkan perubahan periodik pada orbit Bumi. Salah satu perubahan ini adalah 'goyangan' pada poros Bumi.
Pergeseran inilah yang memposisikan belahan bumi utara lebih dekat ke matahari di musim panas setiap 23.000 tahun.
Kenaikan radiasi matahari ini memperkuat monsun Afrika, pergeseran angin musiman di wilayah tersebut.
Panas yang meningkat di atas Sahara menciptakan sistem tekanan rendah yang mengantarkan uap air ke Sahara.
Kelembaban yang meningkat kemudian mengubah Sahara menjadi padang rumput tertutup semak.
Lantas, kapan Sahara yang hijau akan kembali?
Salah satu hal yang menarik bagi para ilmuwan adalah fenomena Sahara yang menghijau tiba-tiba muncul dan menghilang.
Akhir dari periode Sahara hijau hanya memakan waktu 200 tahun.
Perubahan radiasi matahari ini terjadi secara bertahap, namun lanskap Sahara berubah secara tiba-tiba.
Baca Juga: 4 Proses Pembentukan Gurun serta Karakteristiknya, Seperti Apa?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar