GridKids.id - Polusi udara masih menjadi permasalahan serius bagi Indonesia.
Bahkan ibu kota Jakarta, sempat menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Akan tetapi, apakah sebenarnya polusi udara atau pencemaran itu?
Pengertian Polusi Udara
Agar kamu bisa lebih memahami tentang pengertian dan berbagai efek yang bisa ditimbulkan oleh polusi udara, mari simak penjelasan tentang polusi udara.
Pencemaran udara bisa diartikan sebagai perubahan susunan udara yang disebabkan oleh bahan atau zat asing di udara.
Kehadiran zat tersebut membuat udara mengalami penurunan kualitas.
Polusi udara atau pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer.
Pencemaran udara ini dapat ditumbulkan oleh manusia maupun oleh alam.
Akibat dari polusi tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan serta menganggu keindahan dan kenyamanan, atau bahkan merusak lingkungan.
Bisa disimpulkan bahwa, pencemaran udara adalah kondis ketika kualitas udara mengalami penurunan akibat pengaruh zat atau partikel pencemar. Zat pencemar tersebut biasa disebut polutan.
Baca Juga: Apa Itu Pencemaran Cahaya? Ini Pengertian serta Contohnya
Penyebab Polusi Udara
Polusi udara enggak muncul begitu saja. Ada banyak penyebab yang membuat pencemaran udara semakin memburuk
Berikut ini beberapa penyebab polusi udara:
1. Asap kendaraan bermotor
Pembakaran bensin pada kendaraan bermotor menghasilkan polutan, di antaranya gas CO2, gas CO, gas Nox, dan timbal.
Kandungan CO atau monoksida ini enggak hanya berbahaya pada keadaan udara, tapi juga terhadap makhluk hidup.
Bahkan dalam jangka panjang, bisa menimbulkan gangguan pada kesehatan.
2. Pembangkit listrik
Penggunaan bahan pembangkit listrik seperti batu bara, gas, dan minyak bumi ternyata bisa memicu pencemaran udara.
Akibatnya terjadinya pembakar enggak sempurna yang dapat mempengaruhi kualitas udara.
3. Asap pabrik
Baca Juga: Contoh Aktivitas Manusia yang Menyebabkan Polusi Air dan Cara Mengatasinya
Pembakaran dari industri pabrik yang berbahan batu bara berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Asap yang dihasilkan mengandung sulfur penyebab hujan asam.
Beberapa zat yang keluar dari proses industri ini dapat berupa zat yang berbahaya seperti karbon monoksida, hidrokarbon, dan senyawa yang menbahayakan kesehatan manusia dan menimbulkan kerusakan alam.
4. Limbah pertanian
Pupuk mengandung gas amonia dan NH3, jika penggunaan pupuk berlebihan akan mengakibatkan dampak yang signifikan kepada keadaan atmosfer.
Dampaknya dapat berupa gangguan kesehatan dan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya hujan asam.
5. Aktivitas rumah tangga
Kegiatan rumah tangga ternyata juga memiliki andil dalam menyumbang polusi udara.
Ada beberapa kegiatan yang menyebabkan polusi, yaitu pembakaran sampah, pengecatan rumah, dan masih banyak lainnya.
Contoh polusi udara yang disebabkan karena adanya aktivitas rumah tangga yaitu pembakaran sampah.
Sampah yang dibakar akan menyebabkan asap yang menurunkan kualitas udara.
6. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan bencana yang sangat fatal. Indonesia beberapa kali mengalami bencana ini.
Baca Juga: 5 Negara Paling Bersih di Dunia yang Bebas dari Polusi, Tertarik Berkunjung?
Kebakaran hutan di Indonesia hampir terjadi setiap tahun.
Kebakaran paling luas terjadi di tahun 2015 mencapat 2,6 juta hektar.
Meski terus mengalami penurunan, namun kebaran masih terjadi. Di tahun 2019, luas area kebakaran hutan mencapai 321.722 hektar.
7. Efek Timbunan Sampah
Polusi yang ditimbulkan dari tumpukan sampah ialah bau yang enggak sedap yang juga bisa menjadi tumpukan gas metana yang membahayakan kesehatan.
Aroma enggak sedap tersebut bisa dikatakan sebagai pencemaran udara.
Hal ini dikarenakan dalam tumpukan sampah terdapat gas metana yang berbahaya untuk kesehatan.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar