GridKids.id - Kelelawar kerap disebut hewan yang membawa virus.
Yap, hewan ini bertanggung jawab atas beberapa penyakit zoonosis.
Virus zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya.
Maka dari itu kelelawar terkenal karena menampung lebih banyak virus yang berbahaya bagi manusia.
Namun anehnya virus ini enggak berbahaya bagi diri mereka sendiri.
Para ilmuwan menemukan bahwa kelelawar memiliki sistem kekebalan tubuh yang siap memerangi infeksi dengan membasmi virus dari sel.
Metode Penelitian
Dari penelitian sel induk kelelawar telah menunjukkan bahwa kelelawar enggak hanya dapat mentolerir virus, tapi dia membiarkan virus tersebut akan tetap aktif.
Namun virus-virus ini memberi keuntungan bagi inangnya yakni si kelelawar.
Respon imun yang begitu tinggi membantu kelelawar mencegah penyebaran.
Hewan dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih lamban, lebih cenderung kewalahan oleh virus.
Baca Juga: Apa Penyebab Kelelawar Tidur dengan Posisi Menggantung Terbalik?
Tambahnya, kelelawar juga enggak menahan perkembangan virus ini.
Sebab, tubuh mereka bisa mengolah virus sebagai bentuk pertahanan diri dari virus lain.
Selain itu, sayap kelelawar memiliki semacam molekul persinyalan yang disebut interferon-alpha.
Ini membantu memperingatkan sel-sel sebelum infeksi virus dapat menyerang tubuh kelelawar.
Para ilmuwan berpikir bahwa ketahanan kelelawar yang kuat berasal dari kemampuan mereka untuk terbang.
Kemampuan untuk terbang menggunakan banyak energi dan ketika banyak energi digunakan, banyak limbah yang dihasilkan.
Ini akan membunuh banyak virus pada kelelawar dan menyisakan virus kuat yang telah mengembangkan mekanisme toleransi.
Sementara itu keadaan akan memburuk jika kelelawar merasa stres karena dapat melepaskan virus lebih cepat melalui produksi air liur, urin, dan feses.
Ini dapat menginfeksi hewan lain sebagai inang perantara sebelum menginfeksi manusia.
Misalnya di Malaysia peternakan babi komersial berada di hutan yang dihuni kelelawar yang mengakibatkan wabah Nipah pertama pada manusia melalui babi.
Namun, tampaknya kelelawar juga membawa lebih banyak patogen daripada hewan lain.
Baca Juga: Mengenal Kelelawar dengan Ukuran Terbesar di Dunia, Spesies Apakah Itu?
Ini disebabkan oleh kebiasaan kelelawar yang suka hidup berdekatan satu sama lain.
Meringkuk saat mereka bertengger sehingga memberi banyak kesempatan bagi patogen untuk menyebar di antara kelelawar.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar