GridKids.id - Hai, Kids, kembali lagi bersama GridKids untuk membahas tentang tema ruang angkasa.
Pada artikel-artikel tentang ruang angkasa sebelumnya, kamu sudah belajar banyak tentang dampak misi ruang angkasa pada tubuh para kosmonot atau astronaut.
Sebelumnya kamu juga sudah tahu bahwa akan ada masalah kesehatan otot dan tulang akibat ruang angkasa yang hampa udara dan nol gravitasi.
Ada berbagai risiko yang dihadapi oleh para astronaut yang menjalankan misi ruang angkasa, salah satunya adalah paparan radiasi ruang angkasa.
Kehidupan manusia di Bumi terlindungi dari radiasi kosmik berkat adanya lapisan atmosfer dan medan magnet.
Dilansir dari laman theconversation.com, setelah astronaut keluar dari atmosfer Bumi, tubuh astronaut akan langsung terkena sinar kosmik galaksi yang ada di galaksi luas.
Sinar kosmik galaksi merupakan sisa-sisa dari supernova yang memicu radiasi angkasa dengan proton dan inti helium yang dikeluarkan oleh Matahari.
Hal yang paling dikhawatirkan dari terjadinya pancaran radiasi adalah efeknya bagi kesehatan otak para astronaut.
Studi terbaru yang dilakukan pada tikus, paparan dari sinar kosmik ini berisikotinggi merusak fungsi otak dan memicu gangguan kognitif.
Meski belum dicoba pada manusia, namun ada kemungkinkan bahwa efek yang sama akan dialami oleh otak manusia yang melakukan penjelajahan ke ruang angkasa.
Lalu, seperti apakah efek perjalanan ruang angkasa bagi kesehatan dan fungsi otak astronaut?
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Manusia Terlalu Lama Berada di Ruang Angkasa?
Riset NASA: Pengaruh Paparan Radiasi Kosmik pada Otak Tikus
Hingga saat ini, teknologi yang berhasil dikembangkan manusia belum bisa melindungi para astronaut dan kosmonot dari paparan radiasi angkasa.
Partikel-partikel radiasi kosmik bergerak secepat kecepatan cahaya dan akan terus berbenturan dengan pesawat ruang angkasa dan akan menghasilkan neutron.
Nah, neutron ini masih ada energi yang bisa masuk merasuk ke dalam tubuh manusia.
Neutron yang berinteraksi dengan inti lain dalam tubuh akan memicu munculnya radikal bebas, molekul reaktif yang bisa merusak membran sel, DNA, dan struktur halus dalam organ.
Sama halnya dengan otak yang memiliki struktur mikroskopik pada sel-sel atau neuronnya.
Peneliti NASA telah banyak mempelajari dampak paparan radiasi terhadap astronot dan hasil studinya menunjukkan kerusakan otak akibat radiasi yang terjadi di ruang angkasa.
Selama astronaut berada dalam perjalanan menuju stasiun ruang angkasa, radiasi kosmik akan terus terjadi sedikit demi sedikit.
Percobaan yang dilakukan pada tikus percobaan menggunakan radiasi neutron dalam dosis rendah selama durasi enam bulan.
Riset ini lalu menunjukkan bahwa sirkuit penghubung neuron ke jaringan otak tikus enggak bisa bekerja secara efisien seperti normalnya.
Hal ini diperkirakan bisa terjadi karena ada kerusakan pada struktur halus pada neuron atau koneksi di beberapa sirkuit saraf yang mungkin benar-benar rusak dan enggak berfungsi.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | theconversation.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar