GridKids.id - Kids, sebagai orang Indonesia kamu pasti enggak asing dengan berbagai kisah atau mitos yang beredar di berbagai daerah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitos merupakan cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa itu, memiliki arti mendalam yang diungkap dengan cara yang gaib.
Mitos masih ada di tengah masyarakat meski kehidupan mayoritas masyarakat dunia sudah sampai ke tahap modern dan logis.
Mitos yang berkembang di tengah masyarakat punya bentuk beragam, misalnya legenda, pepatah, hingga pantangan yang biasanya akan dipatuhi oleh masyarakat lokal di suatu daerah.
Masyarakat cenderung patuh dan meyakini mitos yang beredar di masyarakat karena berkaitan dengan nilai religiusitas dan spiritual yang dimiliki masing-masing anggota masyarakat.
Masyarakat percaya jika mitos dilanggar dengan sengaja maka bisa membawa malapetaka bagi diri sendiri hingga seluruh masyarakat yang ada di suatu wilayah.
Dilansir dari kompas.com, menurut Prof. Brian Cronk psikolog dari Missouri Western State University, keberadaan mitos di tengah masyarakat sampai saat ini adalah karena manusia selalu mencoba mencari alasan di balik peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.
Meski manusia pada akhirnya akan menemukan jawaban yang lebih aneh dan enggak masuk akal, pada akhirnya manusia akan berusaha mencari penjelasan aneh lain supaya rasa penasarannya terjawab.
Meski banyak mitos di tengah masyarakat yang enggak masuk akal dan enggak bisa dijelaskan secara logis, kenapa masih ada masyarakat yang percaya dan meyakininya?
Alasan Banyak Orang Masih Percaya Mitos
1. Diajarkan Turun Temurun
Kepercayaan masyarakat pada mitos adalah bentuk ajaran yang diwariskan dari generasi-generasi jauh sebelum keberadaan mereka.
Baca Juga: Fakta dan Mitos Menarik dari Friday 13th, Kenapa Dianggap Sial?
Mitos banyak dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk mengedukasi anak-anak yang bertumbuh supaya bisa patuh dan sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.
Hal ini juga didukung dengan belum berkembangnya ilmu pengetahuan yang mengandalkan logika berpikir.
Sehingga mitos bisa tertanam erat dalam benak dan diri individu dalam sebuah generasi masyarakat.
Seiring waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan hingga pembuktian ilmiah, banyak mitos yang berkembang di masyarakat bisa dijelaskan secara logis.
Salah satunya larangan menggunakan baju hijau ketika datang ke Pantai Selatan.
Hal ini sebenarnya berkaitan dengan upaya preventif supaya jika seseorang terseret ombak akan lebih mudah dievakuasi karena warna hijau dianggap sulit terlihat di tengah lautan yang biru.
2. Berkaitan dengan Kepercayaan
Meski sudah memasuki era modern dan globalisasi, masyarakat Indonesia masih banyak yang memegang teguh kepercayaan tradisional.
Nenek moyang orang Indonesia dulunya memiliki dua jenis kepercayaan yang sarat nilai mitos, yaitu dinamisme (benda bertuah) dan animisme (roh dan makhluk halus).
Hal inilah yang membuat kepercayaan akan mitos jadi berakar sangat kuat sekalipun Indonesia kini sudah makin modern dan bergerak ke arah kemajuan akibat arus globalisasi.
Berbagai mitos leluhur juga sering bercampur dengan agama yang dianut oleh penduduk Indonesia, misalnya yang bisa ditemukan pada perilaku dan nilai-nilai kehidupan Islam Kejawen.
Baca Juga: Mitologi Yunani Kuno, Kisah-Kisah Mitos yang Terus Diceritakan #MendongenguntukCerdas
3. Menenangkan Pikiran
Meski mitos lebih mirip sebuah ilusi terhadap sesuatu yang enggak selalu bisa dijelaskan.
Dilansir dari laman hellosehat.com, keberadaan mitos bisa membantu menenangkan pikiran dan perasaan seseorang.
Banyak psikolog yang menyebut bahwa jika seorang anggota masyarakat yang meyakini mitos enggak mengikuti aturan atau ritual tertentu menurut kepercayaan masing-masing bisa membuat seseorang jadi khawatir.
Hal ini membuat beberapa orang percaya bahwa melaksanakan ritual atau aturan kepercayaan akan membuat mereka terlindungi atau selamat dari marabahaya.
Kepercayaan pada mitos yang berkembang di masyarakat enggak bisa disalahkan karena bersifat pribadi dan menjadi hak masing-masing orang.
Selama enggak mengganggu dan membuat orang lain enggak nyaman, kepercayaan pada mitos tetap bisa hidup dalam diri masing-masing orang berdasar bagaimana cara lingkungan membesarkan mereka.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Hellosehat.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar