GridKids.id - Pada artikel sebelumnya kamu sudah menjawab pertanyaan tentang ukuran satelit yang enggak terlihat di foto Bumi yang diambil di luar angkasa.
Nah, kali ini kamu akan diajak membahas tentang alasan satelit melayang di luar angkasa dan enggak jatuh ke Bumi.
Bumi memiliki gravitasi yang membuat benda-benda langit di sekitarnya akan mengorbit karena kalah massa gravitasinya.
Dilansir dari laman bumidatar.id, satelit akan bergerak dengan kecepatan dan arah yang tepat supaya bisa selalu mengimbangi gravitasi Bumi.
Fakta yang perlu kamu tahu tentang satelit buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa adalah peluncuran satelit selalu dirancang arah dan kecepatannya supaya enggak jatuh ke Bumi dan terus menjauh keluar orbitnya.
Dengan kecepatan yang tepat, satelit akan mengimbangi tarikan gravitasi Bumi, atau mengorbit dengan setia di jalurnya.
Kecepatan yang tepat berkaitan dengan jaraknya dari Bumi dan bentuk orbit yang diinginkan.
Karena makin jauh jarak orbit dengan pusat gravitasinya maka gaya gravitasinya akan makin kecil.
Selain itu, dengan makin kecilnya jarak orbit akan makin kecil juga kecepatan yang diperlukan satelit untuk mengorbit di jalurnya.
Jika satelit berada di orbit yang tinggi maka enggak ada gaya hambat, karena inilah satelit akan tetap bertahan dalam kecepatan awal dan akan mengorbit untuk waktu yang sangat lama.
Berbeda lagi jika satelit ada di orbit rendah, maka satelit akan terus kehilangan kecepatannya karena ada gaya hambat.
Baca Juga: Kenapa Keberadaan Satelit Tak Terlihat di Foto Bumi dari Luar Angkasa?
Hal ini akan berubah jika kecepatan enggak ditambahkan secara berkala dan menyebabkan satelit jatuh ke Bumi.
Bagaimana Cara Satelit Tetap Mengorbit dan Enggak Jatuh Ke Bumi?
Dilansir dari kompas.com, satelit dibawa ke luar angkasa dengan roket dan disebut dengan satelit buatan.
Berbeda dengan bulan yang jadi satelit alami Bumi dan mengorbit pada Bumi secara alami juga.
Roket yang mengirimkan satelit buatan ini harus terbang antara 100-200 km di atas Bumi dan keluar dari lapisan atmosfer Bumi.
Menurut Jonathan McDowell, seorang astronom di o for Astrophysics, ketika roket sudah sampai di ketinggian orbit yang sudah ditentukan, maka arahnya akan beralih ke samping dengan kecepatan sekitar 18.000 mil/jam.
Selanjutnya roket akan mati dan mulai menjatuhkan satelit yang dibawanya sampai ke salah satu lapisan atmosfer.
Satelit ini akan ada di orbit dan meluncur dengan kecepatan yang sama mengelilingi Bumi yang melengkung.
Satelit akan tetap ada di orbit selama kecepatannya selalu seimbang dengan angin yang bertiup dari arah berlawanan.
Satelit pertama Sputnik1 diluncurkan pada 1957 dan mendorong Amerika Serikat mempercepat penjelajahan ruang angkasanya sendiri.
Beberapa bulan setelahnya Amerika Serikat meluncurkan Explorer1 yang mendorong ribuan satelit lain di bawah ke luar angkasa.
Menurut perkiraan ilmiah, dari 12.000 keping puing-puing antariksa ada beberapa ribu satelit di orbitnya, tapi hanya sekitar seribu yang masih aktif sampai saat ini.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar