GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar tentang sistem ekonomi barter?
Barter adalah sistem ekonomi tradisional yang dipergunakan masyarakat sebelum dikenal uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Barter dilakukan dengan cara menukarkan barang yang dimiliki dengan barang yang diperlukan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), barter adalah perdagangan dengan saling bertukar barang.
Tiap orang selalu dihadapkan pada fakta bawa apa yang diproduksi atau dibuat sendiri enggak akan cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Inilah kenapa seseorang memerlukan barang-barang yang dibuat oleh orang lain dengan cara menukarkan dengan barang sendiri.
Dilansir dari laman gramedia.com, dari sistem barter inilah, mulai ditetapkan benda-benda yang selalu dipakai dalam kegiatan ekonomi atau transaksi pertukaran.
Namun, barter cukup sulit dilakukan dengan praktis karena untuk menemukan orang-orang yang saling membutuhkan benda dari satu sama lain dalam waktu bersamaan cukup sulit.
Kesulitan dalam barter inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam pertukaran dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar sampai akhirnya digunakanlah uang sebagai alat tukar yang sah.
Uang yang digunakan sebagai alat tukar punya bentuk yang beragam, ada uang koin, berbentuk emas, perak, hingga uang kertas.
Salah satu kelemahan sistem barter adalah enggak adanya standar nilai yang jelas selain kebutuhan dua belah pihak yang saling sepakat untuk menukarkan barang satu sama lain.
Meski sudah jarang ditemukan di masa sekarang, pelaksanaan sistem tukar tambah yang masih banyak dilakukan saat ini disebut berakar dari sistem barter.
Baca Juga: 9 Karakteristik Sistem Ekonomi Tradisional Penentu Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Sistem tukar tambah dilakukan ketika pembeli dan penjual harus menukarkan barang mereka dengan kesepakatan biaya tambahan yang disetujui bersama.
Berikutnya kamu akan diajak mengenal jenis-jenis dan syarat terjadinya barter, apa saja, ya?
Jenis-Jenis Barter
1. Barter langsung: sistem barter yang memungkinkan kedua belah pihak antara pemberi dan penerima melakukan kegiatan menukar barang secara langsung tanpa perantara.
2. Barter alih: sistem barter yang jadi momen ketika suatu negara menerima barang hasil kegiatan barter tapi, negara penerima hasil barter enggak bisa memanfaatkan hasil barter dengan baik.
Alhasil hasil barternya akan dialihkan ke negara lain yang bisa dan lebih membutuhkannya.
3. Barter Imbal Beli: sistem barter ini perlu kerjasama ketika ingin membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Kerja sama ini tentu jadi kerjasama yang saling menguntungkan.
Syarat-Syarat Terjadinya Barter
Agar barter bisa terjadi dengan baik dan mencapai kesepakatan bersama, kedua pihak harus memenuhi syarat-syarat penting, seperti:
1. Harus ada orang yang setuju untuk melakukan pertukaran barang.
2. Selain mau bertukar barang, orang yang diajak barter juga harus ada kebutuhan akan barang yang akan ditukarkan.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Sistem Tradisional dalam Kegiatan Ekonomi Masyarakat
3. Barang yang ditukarkan harus punya nilai barang yang sama, jika ada ketimpangan nilai antara barang satu dengan yang lain maka salah satu pihak akan merasa rugi.
4. Setelah bertemu dengan orang yang mau diajak melakukan barter, orang itu harus punya barang yang dibutuhkan pihak lainnya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Gramedia.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar