GridKids.id - Kids, tahukah kamu kalau ditemukan bukti adanya air di Planet Mars? Lalu, dari mana asalnya, ya?
Mars adalah planet merah yang berasal dari proses oksidasi atau pengkaratan dari mineral besi dalam permukaannya.
Proses Mars menjadi terlihat merah terjadi selama 4,5 miliar tahun lamanya.
Mars merupakan planet terkecil kedua setelah planet Merkurius yang merupakan planet terkecil di tata surya.
Miliaran tahun lalu, kondisi Mars jauh berbeda dengan saat ini.
Saat itu, Planet Merah punya danau dan lautan, yang artinya air di planet ini enggak menghilang begitu saja.
Namun menurut simulasi, planet Mars kehilangan sebagian besar airnya antara 4 sampai 3,7 miliar tahun lalu.
Perginya semua air di Mars sampai sekarang masih menjadi misteri.
Namun para ilmuwan menduga, kemungkinan air di Mars tersimpan di sistem ngarai planet tersebut.
Selain mencari bukti keberadaan air di planet merah, para peneliti juga berusaha mencari tahu asal-usul air di Mars.
Penelitian terbaru pun dilakukan. Seperti apa hasilnya?
Baca Juga: Arti Nama Planet di Tata Surya yang Berasal dari Mitologi #AkuBacaAkuTahu
Dari mana air di Planet Mars berasal?
Sebuah studi peneliti menunjukkan kalau air di Planet Merah ini bisa saja berasal dari metorit yang jatuh di Mars pada masa-masa awal Tata Surya bagian dalam.
Tumbukan meteorit itu membawa cukup air untuk menciptakan lautan sedalam 300 meter di planet tersebut.
Temuan asal air di Mars ini berdasarkan analisis konsentrasi isotop kromium langka yang dikenal sebagai kromium-54.
Para peneliti dari University of Copenhagen menganalisis isotop yang ditemukan dalam sampel meteorit dari Mars yang jatuh ke Bumi, dan memperkirakan berapa banyak air yang disimpan di Planet Merah.
Menurut peneliti, lapisan paling atas Mars mengandung tanda kimia meteorit berkarbon atau tipe-C.
Meteorit itu menabrak Mars saat keraknya mengeras sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Berhubung Mars enggak terdiri dari lempeng tektonik besar yang bergerak, tanda kimiawi dari meteorit ini bertahan di bebatuan kerak planet.
Namun, bebatuan dari mantel di bawah seharusnya masih menunjukkan seperti apa Mars sebelum tabrakan meteorit terjadi.
Peneliti pun memperkirakan massa total asteroid yang awalnya bertabrakan dengan Mars.
Kalau asteroid yang menabrak Mars merupakan tipe meteorit C yang rendah dengan hanya 10 persen air, maka mereka akan menyimpan cukup banyak molekul untuk menciptakan lautan global.
Baca Juga: 5 Kesulitan yang Akan Dihadapi Manusia Jika Hidup di Mars #AkuBacaAkuTahu
Kalau tersebar di seluruh planet, air akan membentuk lapisan sedalam 300 meter.
Para peneliti cukup yakin kalau asteroid kaya air menghantam permukaan Mars.
Artinya, dua bahan terpenting yang diperlukan untuk kehidupan yakni molekul organik dan air, ada di Mars bahkan sebelum Bulan terbentuk.
Makalah ini pun memberikan bukti untuk menunjukkan keberadaan meteorit tipe-C di mantel Mars.
Namun, sampel meteorit tersebut mungkin tak mewakili sebagian besar bahan mantel planet tersebut.
Studi bagaimana ahli menemukan asal air di Mars ini sudah dipublikasikan di jurnal Science Advances.
(Penulis: Monika Novena)
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar