GridKids.id - Kids, apakah yang kamu ketahui tentang Kota Sorong?
Kota Sorong merupakan ibukota Provinsi Papua Barat Daya, yaitu provinsi Indonesia yang baru disahkan dalam rapat paripurna RI Kamis (17/11/2022) kemarin.
Kota Sorong merupakan salah satu kota penghasil minyak utama di Indonesia, inilah yang membuat Kota Sorong mendapat julukan sebagai Kota Minyak.
Sejak 1935 sebuah perusahaan bernama Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNPGM) sudah melakukan aktivitas pengeboran minyak Bumi di kota ini.
Tak hanya dikenal sebagai kota minyak, Kota Sorong juga merupakan kota industri, perdagangan juga jasa yang lokasinya strategis karena berada di antara kabupaten-kabupaten yang punya sumber alam potensial.
Dilansir dari laman perkotaan.bpiw.pu.go.id, Kota Sorong terletak di bawah garis Khatulistiwa yaitu antara 131º-51’BT dan 0º-54’LS dengan luas wilayahnya mencapai 1.105 km².
Kota Sorong memiliki batas-batas geografis sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Makbon Kabupaten Sorong dan Selat Sagawin Kabupaten Raja Ampat;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Dampir Kabupaten Raja Ampat;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Makbon Kabupaten Sorong, dan;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aimas dan Distrik Salawati Kabupaten Sorong.
Baca Juga: Rumsram yaitu Rumah Adat Papua dari Suku Biak Numfor
Fakta Menarik Kota Sorong Ibukota Provinsi Papua Barat Daya
Dilansir dari laman sorongkota.go.id, nama Sorong diambil dari kosa kata bahasa Biak Numfor yaitu Soren yang berarti laut terdalam dan bergelombang.
Kosa kata soren ini pertama dipergunakan oleh suku Biak Numfor yang dulunya berlayar dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lainnya hingga akhirnya menetap di kepulauan Raja Ampat.
Suku Biak Numfor lah yang menami daratan yang ditempatinya dengan Soren, yang oleh para pedagang Tionghoa, misionaris Eropa, orang Maluku dan Sangihe Talaud dilafalkan dengan Sorong.
Kota Sorong yang punya potensi sebagai salah satu sumber minyak Bumi Indonesia memiliki pelabuhan dan bandar udara untuk kepentingan mobilisasi masyarakat dan komoditinya.
Pelabuhannya adalah Pelabuhan Sorong (Port of Sorong) dan Bandar Udaranya adalah Domine Eduard Osok.
Suku asli yang mendiami Kota Sorong adalah Suku Moi yang menggunakan bahasa Moi.
Tak hanya mendiami kota Sorong, suku Moi juga mendiami Kabupaten Sorong Selatan dan Kepulauan Raja Ampat.
Dilansir dari laman kkp.go.id, suku Moi punya lima subetnis atau sub suku besar, meliputi:
Suku Moi mengenal sebuah sistem konservasi tradisional yang disebut Yegek atau larangan yang diajarkan langsung oleh untalan dan tulkama (guru-guru adat).
Baca Juga: Mengenal Burung Kasuari, Burung Endemik Indonesia yang Berbahaya di Dunia dari Papua
Para untalan dan tulkama akan mengajar para uliwi (murid adat) yang mengikuti pendidikan di rumah adat atau kambik.
Pendidikan yegek ini bisa disebut sebagai pendidikan yang berkaitan dengan alam yang masih asri dan jauh dari kehidupan manusia modern.
Untalan dan tulkama akan mengajarkan para uliwi tentang berbagai pengetahuan tentang alamnya, hukum-hukum adat, hingga tata pemerintahan adat.
Para uliwi akan diajarkan bahwa pelaku pelanggaran hukum adat akan melalui siding adat dan jika terbukti bersalah akan ada sanksi adat dari para tokoh adat suku Moi.
Salah satu kampung suku Moi yang masih menerapkan konservasi tradisional Yegek adalah Kampung Malaumkarta, yang berada di wilayah administrasi Distrik Makbon, Kabupaten Sorong.
Sebagian besar suku Moi yang tinggal di kampung Malaumkarta bekerja sebagai peramu hasil hutan dan nelayan tradisional.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kkp.go.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar