GridKids.id - Kids, setiap harinya Bumi berotasi atau mengelilingi porosnya sendiri.
Lama rotasi Bumi berlangsung selama 23 jam 56 menit, dan karena rotasi Bumi inilah kita bisa merasakan siang dan malam.
Dilansir dari infoastronomy.org, kecepatan Bumi dalam mengitari porosnya adalah secepat 1.600 km/jam di garis ekuator.
Jika berputar dalam kecepatan setinggi itu, kenapa kita enggak bisa merasakan apapun, ya?
Menurut Earthsky.org, penyebab kita manusia enggak bisa merasakan gerakan rotasi Bumi karena gerakan rotasi yang terasa konstan dan enggak berubah jadi lebih lambat atau lebih cepat.
Bumi dan seisinya termasuk manusia telah terbiasa dengan rotasi bumi yang berputar dalam kecepatan konstan dan stabil.
Ternyata perasaan ini juga bisa kita rasakan ketika berada dalam kendaraan, lo, Kids.
Misalnya ketika kecepatan kereta api yang kamu tumpangi berjalan secara konstan maka kamu akan merasa tegak dan enggak bergerak padahal kereta api membelah jalurnya dari satu kota ke kota lainnya.
Contoh lainnya misalnya segala kegiatan pelayanan di dalam kereta api, seperti mengantar makanan dan minuman tanpa tumpah dan berjalan lancar tanpa hambatan karena kecepatan kereta yang cenderung stabil dan enggak berubah tiba-tiba.
Tapi, sebenarnya pertanyaan tentang Bumi berputar tanpa kita bisa merasakan apapun sudah muncul dalam benak orang-orang zaman dulu, lo.
Bahkan sejak dulu nenek moyang sudah mengamati bahwa Bulan, bintang-bintang, dan Matahari bergerak dan berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya.
Baca Juga: Pengertian Rotasi Bumi serta Dampaknya pada Kehidupan Bumi
Teori Filsuf Tentang Rotasi Bumi
Nenek moyang kita dulunya enggak merasakan bahwa Bumi yang dipijakinya bergerak.
Hal ini membuat mereka mengartikan bahwa Bumi hanya diam dan langit di atasnya lah yang bergerak.
Filsuf Yunani Kuno bernama Aristarchus adalah pencetus teori heliosentris yang menyatakan bahwa Matahari adalah pusat dari tata surya.
Usulan ini dianggap mendahului zamannya karena kala itu lebih banyak orang percaya bahwa Bumi adalah pusat dari tata surya atau yang dikenal dengan teori geosentris.
Teori Heliosentris yang dikemukakan kembali oleh Nicolaus Copernicus pada abad-16 mulai diperhatikan dan ditelaah lebih jauh.
Teori Heliosentris milik Copernicus ini memiliki banyak bukti untuk mendukung pendapatnya bahwa Bumi berputar pada porosnya (rotasi), tapi juga bergerak mengelilingi orbit Matahari (revolusi).
Hal yang perlu diperjelas di sini tentang rotasi Bumi yang tak bisa kita rasakan adalah fakta bahwa kita sudah sangat terbiasa dengan kecepatan konstan Bumi berputar bahkan sejak kita masih dalam kandungan ibu.
Inilah yang membuat kita tak merasakan apa pun atau sensasi aneh karena kita dan segala hal yang ada di dekat kita ikut berotasi setiap waktunya.
Kita hanya bisa merasakan perbedaan rotasi Bumi jika waktu rotasinya berubah jadi lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar