Mayoritas anggota APRA adalah rekrutan dari bekas prajurit Regiment Speciale Troepen (Regimen Pasukan Khusus) KNIL yang jumlahnya mencapai sekitar 2000 orang.
Penggunaan nama Ratu Adil bertujuan untuk menarik simpati dan dukungan dari banyak rakyat Indonesia kala itu.
Nama Ratu Adil disebut dalam ramalan Raja Jayabaya dari Kediri yang menyebut sosok ratu adil sebagai sosok adil yang akan membawa kesejahteraan untuk seluruh rakyat.
3. Pemberontakan Andi Azis (5 April 1950)
Upaya pemberontakan ini dipelopori oleh Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL (Koninklikl Nederlandsch Indisch Leger) atau angkatan perang Belanda.
Pemberontakan Andi Azis dipicu oleh hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Den Haag, Belanda pada 2 November 1949.
Konferensi itu mendorong pembubaran KNIL dan Negara Indonesia Timur (NIT) yang disahkan sebagai bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
Baca Juga: Masa Orde Lama: Pengertian, Situasi, Hingga Kebijakan Politiknya
Andi Azis menentang penggabungan NIT menjadi bagian dari RIS terlebih tentara KNIL diminta bergabung dengan TNI di bawah Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
Andi Azis dan golongan pro-federalis menganggap bahwa pemerintah pusat di Jawa adalah orang-orang yang berasal dari Jawa.
Sehingga muncul prasangka tentang nasib atau situasi yang terjadi di Sulawesi enggak akan diperhatikan oleh pemerintah pusat.
Inilah yang menyebabkan Andi Azis dan kelompoknya enggak menginginkan terjadinya penggabungan semua wilayah Indonesia sampai terjadi.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar