GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah belajar tentang masa penjajahan kolonial Belanda.
Salah satunya adalah kongsi dagang VOC yang didirikan Belanda untuk memonopoli perdagangan di Indonesia.
Namun demikian, kongsi dagang yang didirikan tersebut malah berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia.
Masyrakat Indonesia dibuat sengsara dengan segala kebijakan yang sebelumnnya dibuat oleh Deandles.
Sampai akhirnya, masyarakat Indonesia melakukan perlawanan terhadap VOC.
Nah, kali GridKids akan membahas tentang perlawanan masyarakat Indonesia terhadap VOC, ya.
Jadi, rakyat Indonesia kala tu tidak diam saja dengan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC.
Perlawanan dilakukan oleh rakyat Maluku, Makassar, Mataram hingga Banten.
Perlawanan Rakyat Maluku
Pada 1635 hingga 1650, rakyat Maluku terus melakukan perlawanan.
Beberapa pemimpin yang memimpin perlawanan itu adalah Kakiali, Talukabesi dan Saidi.
Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, Materi IPS Kelas 8 SMP
Namun sayang, perlawanan ini masih bisa diatasi oleh VOC.
Perlawanan Rakyat Makassar
Rakyat Makassar melakukan perlawanan terhadap kongsi dagang VOC dan dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa Tallo.
Namun karena kondisi kerajaan sedang berkonflik dengan beberapa kerajaan sekitar.
Hal ini malah dimanfaatkan pemrintah kolonial untuk melakukan politik adu domba.
Perlawanan pun masih belum membuahkan hasil.
Perlawanan Rakyat Mataram
Kerajaan Mataram melakukan perlawanan sebanyak dua kali.
Sosok yang memimpin perlawanan adalah Tumenggung Baurekso dan Kiai Adipati Juminah.
Akan tetapi, dua serangan itu gagal membuahkan hasil.
Hal itu terjadi karena VOC melakukan pembakaran persediaan makanan tentara Mataram.
Baca Juga: Sejarah hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai, Materi IPS Kelas 8
Perlawanan Rakyat Banten
Sejak Belanda mendarat di Banten, rakyat langsung memberikan perlawanan kepada mereka.
Raja kala itu, Sultan Ageng Tiirtayasa memimpin perlawanan dan berhasil menguasai beberapa pos penting milik VOC.
Namun perlawanan harus gagal karena terjadi konflik internal dalam kerajaan.
Konflik terjadi antara Sultan Ageng dengan putranya, yaitu Sultan Haji.
Kemudian VOC memanfaatkan kondisi tersebut dan melaakukan politik adu domba kepada kerajaan.
Akhirnya VOC justru memegang kuasa di atas kerajaan Banten dan menggulingkan Sultan Ageng.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kompas,kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Andy Nugroho |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar