GridKids.id - Masa pemerintahan Orde Lama yang berlangsung sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 sebelum beralih ke masa Orde Baru pada 1967.
Ada beragam pengaruh positif proklamasi dan pemerintahan orde lama bagi masyarakat Indonesia di bidang pendidikan.
Dalam artikel yang dimuat di Jurnal Agastya Vol. 9 berjudul Sistem Pendidikan Indonesia Pada Masa Orde Lama (Periode 1945-1966) yang ditulis oleh Muhammad Rijal Fadli (2019), terdapat uraian tentang sistem pendidikan masa orde lama.
Indonesia yang melalui masa penjajahan Belanda untuk waktu yang lama mengalami diskriminasi dan kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak.
Pendidikan mulai diizinkan dan difasilitasi pemerintah Hindia Belanda pasca dicanangkannya politik etis atau politik balas budi untuk rakyat pribumi Hindia Belanda.
Namun, awalnya pun enggak semua kalangan masyarakat Hindia Belanda bisa bebas mengakses pendidikan yang layak dan setinggi-tinggi.
Perbedaan kelas sosial di tengah masyarakat menentukan akses pendidikan yang bisa diperoleh individu-individu di negeri jajahan.
Setelah proklamasi berhasil membebaskan bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan, bidang pendidikan di Indonesia juga mengalami perubahan.
Pemerintah mulai merencanakan pendidikan juga sistem pengajaran yang sebelumnya sudah dipersiapkan pada masa-masa akhir pendudukan Jepang di Indonesia.
Pendidikan masa awal kemerdekaan di Indonesia berlandaskan Pancasila sebagai falsafah negara pada tiap-tiap pelajaran yang diberikan pada siswa.
Sistem pendidikan masa orde lama di Indonesia terbagi menjadi dua tahapan, yaitu periode 1945-1950 dan periode 1950-1966.
Baca Juga: Pengaruh Kolonialisme Hindia Belanda di Bidang Budaya dan Pendidikan, IPS Kelas 7 SMP
Kali ini GridKids akan mengajakmu mengenal sistem pendidikan periode pertama, yaitu periode 1945-1950. Yuk, simak bersama uraiannya satu persatu berikut ini.
Sistem Pendidikan Orde Lama Periode 1945-1950
1. Pendidikan Rendah
Pendidikan tahap paling rendah di Indonesia pada awal kemerdekaan adalah Sekolah Rakyat (SR) yang lama pendidikan awalnya 3 tahun lalu berubah menjadi 6 tahun.
Tujuan SR adalah meningkatkan taraf pendidikan masa sebelum kemerdekaan sekaligus menampung keinginan rakyat untuk mengakses pendidikan lewat bangku sekolah.
Kurikulum SR diatur lewat putusan Menteri PK & K 10 November 1946 nomor 1153/Bhg A yang menetapkan daftar pelajaran yang diterapkan di SR menekankan pada pelajaran bahasa dan berhitung.
Pada akhir 1949 tercatat ada 24. 775 SR yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan 38 jam pelajaran seminggu.
2. Pendidikan Guru
Pada periode ini dikenal tiga jenis pendidikan guru, di antaranya:
- Sekolah Guru B (SGB) yang lama pendidikannya 4 tahun dengan tujuan pendidikan guru untuk mengajar di SR.
- Sekolah Guru C (SGC) yang diselenggarakan berhubung kebutuhan pengajar dan guru SR yang makin mendesak sehingga perlu dibuka sesegera mungkin sekolah yang menghasilkan tenaga pengajar untuk SR.
Baca Juga: Kenapa Usia Minimum Anak Masuk Sekolah Dasar (SD) Harus 7 Tahun?
- Sekolah guru A (SGA) dibangun untuk memenuhi anggapan bahwa pendidikan guru 4 tahun belum bisa menjamin cukup pengetahuan untuk cukup sebagai guru dengan pembukaan SGA yang menempuh tiga tahun sesudah SMP.
3. Pendidikan Umum
Pendidikan umum terbagi jadi dua jenis, yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT).
- SMP pada periode ini menggunakan rencana pelajaran yang sama seperti masa pendudukan Jepang.
Berdasarkan SK menteri PP& K tahun 1946, diadakan pembagian jadi kelas A dan B yang dimulai pada kelas atau tingkat II.
Bagian A diajarkan sedikit ilmu alam dan ilmu pasti, dengan lebih banyak porsi pelajaran bahasa dan praktek administrasi, sedangkan bagian B memberikan lebih banyak materi ilmu alam dan ilmu pasti.
- SMT merupakan pendidikan tiga tahun setelah SMP dan setelah lulus bisa melanjutkan pendidikan dalam garis besarnya.
Hal ini dilakukan karena kondisi politik dan keamanan negara ketika itu belum benar-benar stabil.
4. Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan fokus pada pengajaran pendidikan ekonomi dan pendidikan kewanitaan.
-Pendidikan ekonomi difasilitasi dengan pembukaan sekolah dagang yang bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga administrasi dan pembukuan.
- Pendidikan Kewanitaan, difasilitasi oleh pemerintah dengan pendirian Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan Sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP) yang lama studinya berlangsung selama empat tahun setelah jenjang SMP atau SKP.
5. Pendidikan Teknik
Penyelenggaraan Sekolah Teknik enggak teratur karena para pelajarnya sering dilibatkan dalam usaha pertahanan negara dan kadang dimanfaatkan juga sebagai pabrik senjata. Contohnya: Sekolah Teknik Solo.
Sekolah Teknik pada masa itu ada beberapa jenis, yaitu Kursus Kerajinan Negeri (KKN), Sekolah Teknik Pertama (STP), Sekolah Teknik (ST), dan Sekolah Teknik Menengah (STM), dan Pendidikan Guru.
6.Pendidikan Tinggi
Periode 1945-1950 membuka kesempatan warga negara untuk meneruskan studi pendidikan tinggi tanpa syarat tertentu.
Namun, proses perkuliahan sering terbagi perhatiannya karena para pelajar atau mahasiswanya bergerak untuk melakukan perjuangan fisik membantu mempertahankan kemerdekaan di awal-awal kemerdekaan Indonesia.
Ketika itu lembaga pendidikan tinggi kala itu, salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM) dan beberapa sekolah tinggi dan akademi di Jakarta, Klaten, Solo, dan Yogyakarta.
7. Pendidikan Tinggi Republik
Perkembangan pendidikan tinggi pasca proklamasi berjalan bersama perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Baca Juga: Dari Tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, Berikut Beberapa Sekolah di Masa Penjajahan Belanda
Pada masa-masa awal kemerdekaan di Jakarta yang dulunya adalah daerah pendudukan pemerintah Hindia Belanda didirikan Sekolah Tinggi Kedokteran, Sekolah Tinggi Hukum serta Filsafat dan Sastra.
Lembaga Perguruan Tinggi Republik periode 1945-1950, di antaranya:
8. Pendidikan Tingkat Tinggi Pendudukan Belanda
Atas prakarsa pihak Belanda didirikan Universitas Darurat atau NOOD Universiteit pada Januari 1946.
Universitas Darurat memiliki lima fakultas, yaitu fakultas kedokteran, hukum, sastra, filsafat, dan pertanian di Jakarta dan fakultas teknik di Bandung.
Pada Maret 1947 Universitas Darurat berganti nama menjadi Universitas Indonesia (Universiteit Van Indonesie),
Selanjutnya Universitas itu diperluas dengan penambahan fakultas ilmu pasti dan alam di Bandung, Kedokteran Hewan di Bogor, Kedokteran di Surabaya, dan Ekonomi di Ujung Pandang, Makassar.
Pendidikan pada masa awal kemerdekaan periode 1945-1950 bertujuan untuk mencerminkan sikap nasionalisme dan demokratis hingga penghargaan kemerdekaan masing-masing individu di masyarakat untuk membentuk dan membangun bangsa.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Jurnal Ilmiah |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar