Ketika protobintang ini mengecil, dalam proses benda langit terbentuk, bintang akan berputar lebih cepat.
Hal ini dikarenakan oleh kekekalan momentum sudut dan menyebabkan peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan ini menyebabkan peningkatan suhu yang terjadi selama fase yang dikenal dengan T Tauri dengan durasi yang relatif singkat.
Nah, setelah jutaan tahun kemudian, protobintang mengalami kenaikan suhu sekitar 27 juta derajat Fahrenheit atau sekitar 15 juta derajat Celcius.
Dengan adanya kenaikan suhu itu, proses terbentuknya bintang akan lanjut ke tahap fase nuklir.
Yang mana, fase ini memiliki durasi terlama dari kehidupan bintang yang dikenal dengan deret utama.
Sebagian besar bintang di galaksi termasuk matahari dapat dikategorikan sebagai bintang deret utama.
Kondisi ini ada di dalam stabil fusi nuklir yang mampu mengubah hidrogen yang menjadi helium dan memancarkan cahaya.
Proses inilah yang memancarkan sejumlah energi dan menjadi penyebab bintang menjadi panas dan bercahaya.
Walaupun sama-sama bercahaya, ada juga beberapa bintang bersinar yang lebih terang daripada yang lain.
Baca Juga: 4 Bagian Komet atau Bintang Berekor dan Jenisnya Berdasarkan Bentuk
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar