Pigmennya terbuat dari kualitas lebih rendah dan cukup mudah luntur, tapi dirasa lebih cocok karena bisa dihapus dan disesuaikan dengan kemampuan para pemula.
Sejarah Perkembangan Pensil Warna
Pensil warna pertama muncul pada sekitar abad ke-19 dan awalnya enggak dipergunakan untuk mewarnai, lo, Kids.
Pensil warna ketika itu digunakan untuk memeriksa dan menandai catatan.
Pada 1834, sebuah perusahaan Jerman bernama Staedler yang dimiliki oleh seseorang bernama Johann Sebastian Staedler menemukan pensil warna pastel minyak warna.
Pensil warna untuk karya seni diciptakan pada 1924 oleh Faber-Castell dan Caran d'Ache.
Langkah perusahaan Staedler itu lalu mendorong munculnya berbagai pabrik pensil warna lain didirikan pada dekade selanjutnya.
Yaitu pada akhir 1930-an hingga awal 1940-an, seperti misalnya Derwent, Progresso, Lyra Rembrandt, dan Blick Studio.
Pensil warna untuk pemakaian sendiri biasanya dipergunakan dalam dua teknik, yaitu layering dan burnishing.
Layering merupakan teknik yang biasanya dipergunakan ketika tahapan awal menggambar sebelum warna primer dibuat berlapis supaya mendapat campuran berbeda.
Sedangkan teknik burnishing dilakukan pada lapisan itu dengan menggunakan pensil warna yang terang, agar hasilnya terlihat mengkilat.
Penggunaan pensil warna untuk gambar standar biasanya dimanfaatkan dalam animasi karena dianggap lebih mudah dihapus daripada pensil grafit standar.
Selain itu, penggunaannya tentu lebih enggak mudah tercoreng.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar