GridKids.id - Cacar monyet atau monkeypox disebabkan oleh virus langka.
Cacar monyet juga termasuk zoonosis yaitu bisa menular dari hewan ke manusia, lo.
Pertama kali cacar monyet menginfeksi manusia ditemukan di Kongo, Afrika Selatan tahun 1970.
Gejala cacar monyet mirip dengan penyakit cacar atau smallpox.
Melansir dari Kompas.com, pada (23/7) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Hal ini dikarenakan kasus cacar monyet yang semakin tinggi dan menyebar ke lebih dari 70 negara.
Mulanya cacar monyet menginfeksi di negara endemik, namun pada tahun ini mulai menyebar ke berbagai benua.
Virus jenis orthopoxvirus yang menyebabkan cacar monyet akan menular melalui kontak dengan dengan hewan atau orang yang membawa virus monkeypox.
Bahkan virus ini juga menular melalui permukaan benda, seperti sprei dan handuk.
Sebagian besar orang-orang yang tertular cacar monyet akan sembuh dalam tiga hingga empat minggu, ya.
Perlu diketahui, penyakit cacar monyet akan menjadi lebih serius dan berpotensi mengakibatkan kematian bagi beberapa orang dengan kondisi tertentu.
Baca Juga: Suspek Cacar Monyet Ditemukan di Jawa Tengah, Kenali Cara Penularannya
Hingga saat ini masyarakat masih diimbau untuk mewaspadai wabah cacar monyet.
Oleh karena itu, ada beberapa mitos keliru tentang cacar monyet yang perlu diketahui agar semakin waspada, ya.
Yuk, simak informasi di bawha ini untuk mengetahui apa saja mitos keliru tentang cacar monyet, ya!
1. Cacar Monyet Bisa Menular Lewat Kolam Renang
Kids, penyebaran utama virus cacar monyet adalah melalui kulit ke kulit bukan air, ya.
Namun, kamu juga harus berhati-hati saat menyentuh tepi kolam renang.
Di samping itu, handuk dan pakaian yang digunakan juga berisiko lebih tinggi untuk menyebarkan virus, lo.
Meski enggak bisa terpapar cacar monyet dari air kolam, namun bersentuhan dengan orang yang terpapar virus tetap bisa menularkannya, ya.
2. Vaksin COVID-19 Bisa Menyebabkan Cacar Monyet
Salah satu mitos keliru tentang cacar monyet adalah disebabkan oleh vaksin COVID-19.
Baca Juga: Termasuk Kelompok Rentan Terinfeksi, Kenali Gejala Cacar Monyet pada Anak-Anak
Nah, faktanya cacar monyet dan COVID-19 enggak ada kaitannya, ya.
Vaksin COVID-19 yang saat ini digunakan merupakan vaksin yang aman dan efektif.
Terdapat empat vaksin untuk COVID-19 dan CDC mencatat enggak ada yang mengandung virus hidup.
3. Cacar Monyet Mirip dengan Cacar Air
Meski sama-sama cacar dan terlihat mirip, infeksi cacar monyet berbeda dengan jenis cacar air, lo.
Gejala cacar monyet lebih menyakitkan dan menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.
4. Cacar Monyet Merupakan Penyakit Baru
Banyak orang yang menganggap bahwa cacar monyet merupakan penyakit baru karena mulai terdengar sejak Mei.
Nah, ternyata cacar monyet sudah ditemukan para ilmuwan sejak 1958.
Sementara cacar monyet ditemukan pertama kali menginfeksi manusia pada tahun 1970.
5. Cacar Monyet Dibuat di Lab
Baca Juga: Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air, dari Penularan sampai Gejala
Tak sedikit orang yang sempat enggak percaya dengan virus COVID-19 bahkan dianggap dibuat di lab.
Begitu juga dengan wabah cacar moyet yang diyakini di lab.
Menurut para ahli, cacar monyet bukan hasil lab namun berasal dari koloni monyet yang sedang dipelajari untuk penelitian pada akhir tahun 1950-an.
Nah, demikianlah informasi tentang mitos keliru tentang cacar monyet yang menyebabkan kekhawatiran dan kebingungan masyarakat.
(Penulis: Ariska Puspita Anggraini)
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar