GridKids.id - Kids, sudahkah kamu mendengar wacana tentang harga mie instan yang akan naik menjadi tiga kali lipat dari harga normalnya?
Wacana itu berkaitan dengan harga gandum dunia yang melonjak akibat konflik dunia yang berlangsung sampai saat ini.
Rusia dan Ukrania merupakan negara-negara pengekspor gandum bagi Indonesia, sehingga konflik politik yang terjadi antara keduanya berdampak bagi pasokan gandum Indonesia.
Tren pemanfaatan gandum dunia sudah meningkat pesat sejak awal 1960-an khususnya di negara-negara berkembang.
Hal ini ternyata berkaitan dengan faktor urbanisasi penduduk hingga pergeseran selera konsumsi masyarakat yang mendorong meningkatnya konsumsi gandum daripada beras, jagung, dan sorgum.
Peningkatan terhadap makanan yang berbahan dasar gandum sejalan dengan peningkatan tren gaya hidup sehat.
Selain itu, gandum juga menjadi bahan baku untuk pembuatan makanan instan seperti mie instan hingga roti.
Meski pada kenyataannya konsumsi gandum Indonesia masih jauh di bawah rata-rata global yaitu 78 kg per kapita, sejak 1970-an makanan-makanan olahan gandum sudah jadi bagian konsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia.
Tren mie instan yang jadi makanan instan yang dicintai masyarakat karena rasa, praktis, hingga harganya yang ekonomis menjadikan gandum jadi bagian yang penting bagi Indonesia.
Lalu, seperti apa sih awal mulanya gandum masuk dan banyak dikonsumsi di Indonesia?
Yuk, simak sama-sama seperti apa kisah awal mulanya dalam uraian di bawah ini.
Baca Juga: Sering Dikira Sama, Ternyata Tepung Terigu dan Tepung Gandum Itu Berbeda, Mana yang Lebih Sehat?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar