GridKids.id - Kids, pernahkah kamu melihat burung gereja?
Ada di sekeliling kita, mengapa disebut dengan burung gereja, ya?
Seperti namanya burung yang punya nama ilmiah Passer Montanus ini banyak ditemukan hidup dan tinggal di langit-langit atau atap gereja.
Burung gereja yang termasuk dalam famili Passeridae dan disebut juga sebagai burung pingai ini dipercaya punya populasi burung terbanyak di dunia, lo.
Burung ini punya puluhan varian yang terbagi dalam empat genus besar, yaitu Passer, Carpospiza, Montifringilla, dan Petronia yang banyak ditemukan hidup di kawasan Iberia dan Tiongkok.
Di Indonesia, spesies burung gereja-Erasia (Passer Montanus) adalah jenis burung pingai yang banyak ditemukan beterbangan bebas di area persawahan, sungai, hingga permukiman padat penduduk.
Burung ini dikenal cukup bersahabat dan enggak takut dengan keberadaan manusia, bahkan hewan ini hidup berkelompok di kawasan permukiman manusia.
Burung ini punya tubuh yang mungil dengan ekor dan paruh berukuran pendek. Ukuran tubuhnya berkisar antara 14-15 cm dengan mahkota berwarna cokelat.
Bulu pada dagu, tenggorokan, dan bercak di pipi burung ini berwarna kehitaman.
Baca Juga: Terkesan Misterius, Kenapa Burung Gagak Sering Dikaitkan dengan Pertanda Buruk?
Sedangkan bagian tubuh bawahnya berwarna kuning tua keabu-abuan dengan bintik cokelat di bagian atas tubuhnya.
Lalu, kenapa sih burung mungil ini bisa disebut dengan burung gereja? Simak uraian penjelasannya berikut ini, Yuk.
Kenapa burung Gereja dinamai burung Gereja?
Burung ini bisa disebut sebagai burung Gereja karena pola kebiasaan dan lokasi yang dipilih untuk bermigrasinya.
Ketika bermigrasi Passer montanus sering mencari tempat atau bangunan tinggi sebagai tempat tinggalnya.
Tak melulu menetap, kadang burung ini juga sering hinggap untuk beristirahat sejenak di sana.
Pada masa lampau, ketika arsitektur bangunan belum berkembang pesat seperti masa sekarang, gedung tinggi yang banyak ditemukan adalah bangunan gereja.
Inilah kenapa banyak yang menemukan burung ini bersarang di loteng atau langit-langit gereja dan darisitulah banyak yang menyebut burung sebagai burung gereja.
Burung ini dikenal terbang secara rendah dan gereja menjadi lokasi yang strategis untuk hewan ini bisa menetap.
Baca Juga: Terkesan Seram, Ternyata Ini Penyebab Burung Hantu Dinamai Burung Hantu
Namun, sebenarnya di Indonesia burung ini enggak hanya bisa ditemukan di gereja.
Tapi, bisa juga ditemukan di masjid, kawasan permukiman penduduk, atau gedung-gedung.
Populasinya yang melimpah enggak berarti kita bisa abai dengan kelestarian hewan ini.
Kita tetap perlu menjaga keberlangsungan hidup burung gereja dengan enggak menangkapnya dan menjaga lingkungan tetap nyaman dan sehat untuk ditinggali.
Meski terkesan sederhana, keberadaan burung gereja tetap dibutuhkan karena bisa jadi cara untuk menjaga keseimbangan alam.
Burung gereja yang mungil ini ternyata indikator alami untuk mengetahui kebersihan dan mutu sebuah lingkungan.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar