Menurut Bapak Dicky Budiman, Epidemiolog Griffith University, ada dua indikator yang menentukan Indonesia sudah masuk ke fase endemi, yaitu production number di angkat 1 ke bawah dan positivity rate di bawah 5 persen.
Menurut Pak Dicky, meskipun Indonesia sudah memenuhi dua indikator tersebut, secara hukum saat ini WHO belum melepas atau mengganti status COVID-19 dunia dari pandemi menjadi endemi.
Pak Dicky mengungkap bahwa positivity rate dinamis atau bisa naik dan turun sewaktu-waktu.
Perubahan itu dipengaruhi oleh komposisi perubahan penduduk tergantung imunitasnya.
Jika status COVID-19 diganti menjadi endemi, hal itu enggak langsung menyelesaikan atau membebaskan dunia dari permasalahan atau efek dari COVID-19.
Selalu ada risiko munculnya penyakit atau varian lain yang bisa menyebabkan permasalahan lanjutan untuk masyarakat.
Seperti kasus hepatitis akut misterius yang terjadi di Indonesia belakangan, hingga kemunculan varian turunan Omicron baru yaitu BA.4, BA.5, BA.12.1.
Menurut pak Dicky, pemerintah harus fokus pada target utama untuk memastikan kasus COVID-19 di Indonesia bisa terkendali seterusnya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar