GridKids.id - Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada 1475 M dengan raja pertamanya yaitu Raden Patah.
Raden Patah adalah putera dari Brawijaya V, raja Majapahit dengan seorang puteri dari kerajaan Champa yang beragama Islam.
Pendirian Kerajaan Islam pertama di Jawa ini berbarengan dengan mulai runtuhnya kekuasaan Majapahit sebagai kerajaan Hindu terbesar di Nusantara.
Setelah memerintah selama kurang lebih 43 tahun lamanya, Raden Patah wafat dan digantikan oleh menantunya yaitu Adipati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor.
Tak menjabat untuk waktu yang lama, pada 1521 Adipati Unus gugur dalam pertempuran melawan Portugis di Malaka.
Kerajaan ini berdiri hingga paruh kedua abad 16, krisis politik yang disebabkan oleh intrik perebutan kekuasaan antara saudara sedarah.
Konflik politik dan perebutan kekuasaan menjadi penyebab kerajaan Islam pertama di Jawa ini akhirnya runtuh dan digantikan oleh Kerajaan Pajang (1568-1587) yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya.
Seperti apa awalnya krisis yang menyebabkan kerajaan Demak menemui keruntuhannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Tertua di Nusantara
Wafatnya Para Raja
Pasca gugurnya Adipati Unus, tahta kerajaan Demak diambil alih oleh Sultan Trenggana yang bergelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.
Diceritakan untuk memeroleh tahta tertinggi di kerajaan, Sultran Trenggana menyingkirkan kandidat terkuat untuk menjadi raja lainnya yaitu Pangeran Sekar yang dikenal dengan Pangeran Sekar Seda Ing Lepen.
Pangeran Sekar gugur lewat campur tangan orang suruhan Sultan Prawoto yang merupakan putera Sultan Trenggana.
Dari situ konflik semakin rumit, ketika putera Pangeran Sekar, Arya Panangsang, yang ingin menuntut balas atas kematian ayahnya yang enggak adil.
Terjadilah konflik antara saudara sepupu yang saling memperebutkan kekuasaan dan menuntut keadilan atas nasib atau kematian sang ayah.
Sultan Trenggana wafat pada 1546 M dan digantikan oleh puteranya yaitu Sultan Prawoto.
Di bawah pemerintahan Sultan Prawoto, banyak wilayah bawahan Demak yang melepaskan diri dan memilih jadi independen.
Hal ini disebabkan karena Sultan Prawoto lebih fokus pada cita-citanya menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru pulau Jawa ketimbang pada tugasnya sebagai pemimpin sebuah kerajaan.
Baca Juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Nusantara pada Masa Pengaruh Islam, IPS Kelas VII SMP
Keruntuhan Kerajaan Demak
Intrik politik terus terjadi sehingga menyebabkan Sultan Prawoto dan istrinya harus gugur karena pemberontakan Arya Panangsang.
Setelah itu, Arya Panangsang resmi menjadi raja Demak kelima namun harus gugur karena balas dendam yang dilakukan oleh Arya Panggiri, putera dari Sultan Prawoto.
Berbagai intrik perebutan kekuasaan juga melibatkan orang penting dari kerajaan Jepara yaitu Sultan Hadlirin, suami dari Ratu Kalinyamat.
Dari sinilah mulai direncanakan pemberontakan besar pada pemerintahan Kerajaan Demak pada 1554.
Tokoh yang berperan penting dalam pemberontakan ini adalah Hadiwijaya, yang nantinya akan menjadi Raja Pajang setelah Demak resmi runtuh pada 1568.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar