GridKids.id - Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan ketupat yang selalu tersedia di meja makan, Kids.
Ketupat merupakan tradisi lebaran di Indonesia yang memiliki filosofi mendalam.
Menurut Sejarawan, ketupat sendiri sudah ada sejak abad ke-15 hingga ke-16 atau semasa Sunan Kalijaga, Kids.
Lantas, bagimana sejarah ketupat yang selalu ada pada Hari Raya Idul Fitri? Yuk, kita cari tahu.
1. Sejarah ketupat
Ketupat sendiri memiliki dua simbol yaitu ngaku lepat atau mengakui kesalahan dan laku papat atau empat laku yang tergambar dari empat sisi, Kids.
Empat laku juga memiliki makna lainnya, antara lain:
• Lebaran memiliki kata dasar lebar artinya pintu ampun yang dibuka lebar setiap kesalahan orang lain yang dilakukan.
• Luberan yang memiliki kata dasar luber artinya melimpah, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
Baca Juga: Enggak Perlu Bingung, Ini Cara Mudah Menyimpan Sisa Ketupat agar Tahan Lama
• Lebaran memiliki kata dasar lebur yang artinya melebur dosa yang dilakukan selama satu tahun terakhir.
• Laburan yang memiliki arti kapur yaitu menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.
Bukan hanya memiliki makna empat laku saja karena ketupat juga bermakna pencampuran dari budaya Hindu dan Islam, Kids.
Menurut sejarahwan, ketupat sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Nusantara.
Dalam prasasti yang diteliti oleh sejumlah ahli, meski enggak menyebut secara spesifikasi ketupat tetapi indikasi beras yang dibungkus nyiur sudah ada sebelum masa pra-Islam, Kids.
2. Cara membuat ketupat
Membuat ketupat sendiri sangat mudah dan bisa dicoba di rumah dan membutuhkan waktu empat hingga sembilan jam untuk merebus atau mengkukus.
Untuk bahan yang diperlukan yaitu janur kelapa muda, beras, kapur sirih, dan garam, Kids.
Kamu bisa juga membeli janur yang sudah dirangkai sehingga lebih memudahkan.
Nah, itu tadi sejarah singkat ketupat yang selalu ada disaat Hari Raya Idul Fitri.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Febryan Kevin |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar