Pada bahasa burung, tiap nada siulan dengan pendek, panjang, atau tinggi dan redahnya maka mewakili satu kalimat, istilah, atau kata.
Seorang wanita bernama Muazzez Kocek merupakan tukang siul paling jago di desanya.
Untuk menghasilkan berbagai kalimat, ia bisa menggunakan berbagai variasi siulan tinggi rendah.
Ditambahkan juga, bahwa beliau telah menggunakan bahasa burung sejak masih kecil sehingga begitu fasih.
Dijelaskan oleh Muazzez bahwa bahasa burung menghasilkan suara berbeda bergantung pada jari yang digunakan.
Jika menggunakan jempol maka akan menghasilkan nada rendah.
Sementara jari kelingking menghasilkan nada tinggi. Bahkan nada tinggi bisa dihasilkan dari menggunakan lidah.
Nah, sekarang sudah tahu, ya Kids, mengenai bahasa burung yang digunakan penduduk desa di Turki.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Bobo.grid.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar