Popcorn enggak langsung dijual di Bioskop, perlu proses panjang hingga panganan itu menjadi ikon bioskop seperti saat ini.
Awalnya popcorn banyak dikonsumsi sebagai camilan keluarga ketika larut malam sambil menikmati api unggun atau dinikmati ketika piknik bersama.
Hingga akhirnya seorang pengusaha asal Chicago, Charles Cretors, menciptakan mesin pembuat popcorn untuk pertama kalinya. Mesin pembuat popcorn yang dibuat Cretors dijalankan dengan bantuan tenaga uap sehingga popcorn bisa meletup otomatis.
Uap yang menjalankan mesin itu memastikan semua biji jagung dipanaskan merata, setelah jadi barulah berondong jagung diberi tambahan bumbu sesuai selera pembelinya.
Awalnya popcorn banyak dijual di pusat keramaian seperti di depan lokasi atraksi sirkus hingga pameran. Hingga paruh kedua abad ke-19, satu-satunya tempat yang belum tersentuh penjual popcorn kala itu adalah gedung bioskop.
Pihak bioskop awalnya kurang berkenan untuk menyediakan tempat untuk kedai popcorn di dalam gedungnya, karena khawatir bahwa selama proses pembuatannya nanti ada risiko menodai karpet dan permadani yang terpasang di dalamnya.
Seiring waktu keraguan itu pudar juga, setelah popcorn yang dijual di luar bioskop mulai sering dibawa masuk oleh para penonton bioskop yang membeli tiket pemutaran film di gedung-gedung bioskop yang megah.
Ketika masa depresi besar pada 1930-an, popcorn bahkan menjadi andalan untuk menghidupkan bioskop dan menjauhkannya dari kebangkrutan.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar