Selain dua faktor itu, perlu juga memerhatikan tren kasus dan positivity rate yang terjadi di masyarakat.
Apabila kondisi yang enggak diinginkan seperti peningkatan kasus positif terjadi kembali, maka kebijakan ini bisa dipertimbangkan kembali oleh pemerintah.
Menurut pak Dicky, pelonggaran aturan perjalanan COVID-19 harus dibarengi dengan penguatan upaya pemantauan persebaran virus di tengah masyarakat.
Meski enggak ada tes PCR/Antigen untuk perjalanan domestik, tetap bisa diambil sampling untuk memastikan apakah ada prosentase signifikan pelaku perjalanan bebas dari COVID-19.
Intinya menurut pak Dicky, tes PCR/Antigen tetap enggak bisa digantikan dengan adanya vaksinasi begitu saja.
Semuanya harus dilakukan secara bertahap dan terus dievaluasi berdasar data yang ditemukan di lapangan.
Perilaku ketat protokol kesehatan oleh para pelaku perjalanan domestik juga merupakan salah satu upaya penguatan untuk mengimbangi pelonggaran COVID-19.
Perlu diingat bahwa penggunaan masker, selalu menjaga jarak, dan kebiasaan menjaga kebersihan tangan juga harus tetap dilakukan sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari masyarakat.
Baca Juga: Transisi dari Pandemi ke Endemi Pasti Terjadi, Begini Kata Epidemiolog
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar