GridKids.id - Kids, jika kamu adalah salah satu penggemar jajanan tradisional pasti kamu akan menggemari panganan bernama semar mendem.
Semar mendem banyak ditemukan di daerah Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah.
Makanan ini terbuat dari beras ketan yang bagian tengahnya diisi dengan suwiran ayam atau abon daging sapi/ayam, lalu dibungkus dalam dadar telur berwarna kuning yang cantik.
Bentuknya mengingatkan kamu dengan lemper tapi bedanya lemper menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya.
Selain itu, semar mendem juga biasa dinikmati dengan tambahan saus santan yang disebut dengan areh.
Sama halnya seperti lemper, panganan semar mendem juga dianggap sebagai sajian makanan kecil yang cukup mengenyangkan karena terbuat dari beras ketan dan isian protein berupa suwiran atau abon daging ayam/sapi.
Lalu, gimana sih filosofi dari jajanan tradisional yang enggak hanya menarik tapi juga lezat ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, Yuk!
Filosofi Semar Mendem
Nama Semar diambil dari nama tokoh pewayangan yaitu Semar, yang digambarkan sebagai sosok titisan dewa yang sering mengajarkan kebaikan dan memberikan pencerahan untuk orang-orang yang ada di sekitarnya.
Semar memiliki perawakan yang gemuk dan suka sekali makan. Hal ini dikaitkan dengan bentuk dari panganan ini yang begitu padat dan mengenyangkan.
Baca Juga: Jadi Makanan Khas Mojokerto, Ternyata Onde-Onde Bukan Panganan Asli Indonesia
Source | : | Kompas.com,sajiansedap.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar