GridKids.id - Selain penularan COVID-19 yang masih terus terjadi hingga hari ini, masyarakat Indonesia masih bergelut dengan gejala pasca COVID-19 yaitu long COVID.
Long COVID adalah biasanya didiagnosis beberapa minggu setelah seseorang terpapar COVID-19.
Efek jangka panjang ini biasanya akan muncul 90 hari pasca gejala infeksi hilang dan kondisi pasien COVID-19 sudah pulih.
Gejala ini disebut bisa bertahan dalam tubuh seseorang untuk waktu yang lama dan enggak bisa ditentukan.
Efeknya bisa memengaruhi organ tubuh tertentu dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Beberapa gejala infeksi COVID-19 yang bertahan lama dalam tubuh seseorang seperti rasa kelelahan, sesak napas, kecemasan, hingga kabut otak.
Masyarakat mungkin sudah memahami bahwa COVID-19 merupakan sebuah virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, padahal penyakit ini bersifat lebih sistemik karena memengaruhi sistem kardiovaskular dalam tubuh manusia.
Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan virus juga menginfeksi pembuluh darah dan mendorong terjadi vaskulitis, yaitu peradangan pada pembuluh darah sehingga merubah dinding pembuluh darah.
Dilansir dari kompas.com, berikut adalah beberapa dampak long COVID yang menyerang berbagai bagian tubuh, seperti:
Baca Juga: Long COVID pada Varian Omicron Belum Dapat Dipastikan, Begini Penjelasan dan Faktor Penyebabnya
1. Sistem peredaran darah
Sebuah penelitian dengan pasien bergejala COVID-19 lama yang diminta mengendarai sepeda menunjukkan bahwa ada pengaruh pada cara kerja jantung dan paru-paru mereka.
Percobaan itu menunjukan cara kerja otot-otot mereka bisa mengekstraksi sebagain besar jumlah oksigen normal dari pembuluh darah kecil ketika mengayuh sepeda.
Ini menjadi indikasi adanya masalah pada sistem darah sehingga menganggu aliran oksigen ke otot atau jaringan tubuh lainnya.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya peradangan kronis yang merusak serabut saraf yang bertugas mengatur sirkulasi oksigen dalam pembuluh darah.
2. Sistem imunitas tubuh
Orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 akan lebih mudah sakit karena sistem imunitasnya menjadi terganggu setelah terpapar.
Hal ini dianggap sebagai bentuk perlawanan tubuh untuk melawan sisa-sisa virus yang tersisa dan sudah menyebar luas.
Selain itu, muncul dugaan bahwa long COVID berpengaruh pada sistem imunitas tubuh karena virus ini memicu respon autoimun bertahan lama dan bersifat merusak pertahanan tubuh itu sendiri.
Baca Juga: Benarkah Vaksinasi Bisa Turunkan Risiko Alami Long COVID? Begini Penjelasannya
3. Otak
Kondisi long COVID bisa berdampak pada gangguan fungsi kognitif otak dan menyebabkan penurunan atensi atau perhatian, hingga daya ingat seseorang.
4. Paru-paru
Gejala long COVID yang biasanya menyerang organ paru-paru adalah sesak napas. Dampak dari terpapar COVID-19 adalah kerusakan pada organ paru-paru.
Sebuah penelitian MRI khusus yang dilakukan di Inggris menemukan adanya kerusakan paru pada kelompok kecil pasien long COVID terlihat pada berkurangnya efisiensi seseorang untuk menghirup oksigen ketimbang orang yang sehat.
Baca Juga: Berbeda dengan Orang Dewasa, Ini Gejala Utama Long COVID-19 pada Anak
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar