Cikal bakal dari peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional ini dimulai dari protes penentangan penggunaan bahasa Urdu di Pakistan Timur (saat ini dikenal dengan Bangladesh) pada 21 Februari 1952.
Protes yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Dhaka ini lalu memunculkan gerakan penggunaan bahasa Bengali di Bangladesh.
Tujuan protes adalah menentang deklarasi bahasa Urdu sebagai bahasa resmi Pakistan, protes ini mendorong Pakistan Timur memisahkan diri dan mendeklarasikan wilayahnya sebagai Bangladesh.
Salah seorang warga Bangladesh mengirimkan surat pada sekjen (sekretaris jenderal) PBB, Kofi Annan, yang berisikan tentang permohonan untuk menyelamatkan bahasa-bahasa yang ada di dunia agar tak begitu saja hilang dan dilupakan.
Permintaan ini akhirnya ditindaklanjuti dan diresmikan pada 1999 oleh UNESCO dan dicanangkan pada 17 November 1999. Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati sejak tahun 2000.
Sidang umum PBB pada 16 Mei 2007 menghimbau pada negara-negara anggota untuk mempromosikan pelestarian dan perlindungan semua bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat dunia.
Tema Hari Bahasa Ibu Internasional 2022 adalah Menggunakan Teknologi Untuk Pembelajaran Multibahasa: Tantangan dan Peluang. Tema ini bermaksud mengangkat peran teknologi dalam memajukan pendidikan multibahasa dan mendukung pengembangan pengajaran bahasa yang berkualitas.
Peranan teknologi saat ini tentunya sangat dibutuhkan karena bisa menjadi opsi yang menghapus kendala-kendala jarak dalam bidang pendidikan maupun penyebaran informasi secara global.
Baca Juga: 3 Cara Melestarikan Budaya Indonesia di Era Modernisasi
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar