Berbeda dengan puisi yang terikat dengan rima dan baris, prosa enggak memiliki bentuk yang mengikat dalam pembuatannya.
Prosa bebas menggunakan bahasa yang panjang tanpa terikat dengan berbagai aturan yang biasanya ditemukan di karya-karya sastra pada umumnya.
Prosa lama juga dikenal statis karena belum memeroleh pengaruh kebudayaan luar atau asing. Inilah yang membuat penyebaran prosa lama terkesan cukup lambat.
Dari segi keragaman imajinasi, prosa lama lebih kaya akan fantasi yang penggambarannya sangat cocok untuk anak-anak.
Jenis prosa ini memiliki dua unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik prosa lama terdiri dari tema, penokohan, alur cerita, konflik, klimaks, latar cerita, amanat cerita, dan sudut pandang.
Sedangkan unsur ekstrinsiknya terdiri dari keyakinan, pandangan hidup, psikologi, hingga sikap subjektif pengarangnya.
Baca Juga: Prosa Baru: Pengertian dan Jenis-jenisnya, Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA
Unsur keyakinan yang paling menonjol dalam unsur ekstrinsik mendapat pengaruh kepercayaan agama seperti Hindu-Buddha, dan Islam yang tumbuh di tengah masyarakat ketika itu.
Penulisannya enggak memperhatikan sejarah ataupun latar waktu, sehingga alurnya cukup sulit untuk ditebak dan dipahami.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar