Dilansir dari kompas.com, Bapak Dicky menyinggung bahwa 90% orang yang terinfeksi varian Omicron enggak menunjukkan gejala apapun.
Hal ini disebabkan sebagian besar orang sudah memiliki imunitas dari vaksinasi, pernah terinfeksi COVID-19, atau sudah pernah terinfeksi lalu mendapatkan vaksinasi.
Kondisi ini dianggap tetap memiliki risiko, karena jika seseorang enggak menunjukkan gejala apapun maka orang tersebut akan bebas beraktivitas seperti biasa.
Bahayanya akan berdampak pada orang-orang yang rawan terpapar varian COVID-19 seperti para lansia, ibu hamil, dan anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi.
Selain peningkatan jumlah kasus positif, salah satu hal yang turut menjadi dikhawatirkan oleh Bapak Dicky adalah risiko tumbangnya fasilitas kesehatan dan kekurangan sumber daya manusia untuk melakukan pelayanan kesehatan publik.
Kondisi ini bisa diikuti oleh kemungkinan terjadinya kolaps pada berbagai bidang kehidupan, menyebabkan krisis stok makanan, kesulitan testing karena tenaga kesehatan banyak yang terpapar virus dan perlu waktu proses pemulihan.
Baca Juga: Prediksi Epidemiolog: Indonesia Akan Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi Pada Februari-Maret 2022
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar