GridKids.id - Peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk negara-negara kaya di dunia supaya enggak memprioritaskan produksi vaksin booster untuk memerangi gempuran varian Omicron.
Dilansir dari kompas.com, melalui Direktur Jenderalnya, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa penggunaan vaksin booster akan berdampak pada lonjakan kasus yang signifikan.
Jika hal ini terjadi maka kondisi pandemi akan berlangsung lebih lama dari yang sudah terjadi sejak awal 2020 lalu.
Menurut Tedros, prioritas vaksin harus tetap diperuntukan untuk orang-orang yang rentan terpapar COVID-19.
Baca Juga: Kemenkes RI Umumkan 2 Kasus Baru varian Omicron, Total 5 Pasien Dirawat di Wisma Atlet
WHO sudah sejak lama mengecam ketidakadilan distribusi vaksin virus Corona yang sangat mencolok di berbagai dunia.
Jika membiarkan beberapa daerah atau wilayah tanpa proteksi vaksin dalam situasi pandemi berkepanjangan seperti saat ini. Hal ini bisa memicu kemunculan varian baru yang jauh lebih berbahaya dari yang sudah ditemukan saat ini.
Baca Juga: COVID-19 Masih Menyebar, WHO Ungkap 2 Cara agar Pandemi Bisa Cepat Berakhir
Perkembangan Vaksinasi Global
Pemberian vaksin secara global sudah cukup banyak dilakukan, tapi sebagian besar dilakukan oleh negara-negara kaya.
PBB mencatat bahwa 67% orang di negara-negara berpenghasilan tinggi setidaknya sudah menerima satu dosis vaksin.
Dilansir dari kompas.com, Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO pada Rabu (22/12/2021) menyatakan bahwa sudah 126 negara di seluruh dunia telah mengeluarkan rekomendasi vaksin booster. Bahkan 120 di antaranya sudah memulai proses vaksinasi booster ini.
Seruan pemberian vaksin booster makin sering muncul sejalan dengan merebaknya varian Omicron dari Afrika Selatan.
Baca Juga: Benarkah Varian Omicron Bisa Mendorong Kekebalan Komunal? Begini Kata Epidemiolog
Tedros menyebut bahwa vaksin yang sudah diberikan dan yang sudah didistribusikan saat ini masih memberikan perlindungan signifikan untuk proteksi dari penyakit parah yang disebabkan oleh paparan virus Omicron.
Tedros juga menyinggung bahwa sebagian besar kasus rawat inap dan kematian datang dari individu yang enggak menjalani vaksinasi, bukan individu yang enggak menerima vaksinasi booster.
Sehingga hal yang dianggap perlu diprioritaskan adalah memastikan pemerataan akses mendapatkan vaksin untuk proteksi dasar dalam menghadapi gempuran virus-virus corona yang terus bermutasi.
Baca Juga: Indonesia Sukses Kendalikan Pandemi COVID-19? Begini Kata Epidemiolog
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar