GridKids.id - Kids, apakah yang kamu ketahui tentang sajak?
Banyak orang yang sering menyamakan sajak dengan puisi, meskipun ternyata keduanya punya perbedaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sajak adalah sebuah karya sastra yang di dalam penyajiannya berbentuk baris-baris terikat dan teratur.
Sajak merupakan bentuk puisi Melayu modern yang berbentuk karangan berangkap, bebas, dan enggak terikat dengan jumlah baris, perkataan sebaris, suku kata sebaris, rangkap, rima, dan lain sebagainya.
Meski sering disamakan dengan puisi, sajak memiliki arti yang lebih spesifik ketimbang puisi.
Baca Juga: Ciri-Ciri Puisi Gurindam Beserta Contohnya yang Perlu Kamu Ketahui
Bisa diibaratkan seperti puisi adalah payung besar yang menudungi sajak, sementara sajak berdiri sendiri di dalam puisi.
Untuk penjelasan lebih jelasnya, kali ini kamu akan diajak untuk belajar tentang sejarah sajak di Indonesia berikut dengan ciri-cirinya, nih.
Yuk, langsung simak sama-sama seperti apa uraian lengkapnya berikut ini!
Sejarah Sajak
Sebelum Sastra berkembang mulai 1920-an hingga saat ini sudah dikenal beragam jenis prosa dan puisi.
Sedangkan sebelumnya sudah populer sastra Melayu lama berupa pantun dan syair yang tergolong dalam sastra tradisional atau konvensional.
Sajak Indonesia modern pertama yaitu 'Tanah Air' ditulis oleh M. Jamin atau Muhammad Yamin. Muhammad Yamin memasukkan unsur sajak-sajak tradisional dalam karya-karyanya.
Hal ini lalu diikuti oleh beberapa teman seangkatannya sehingga embrio sebelum terbentuknya sebuah era pujangga baru yang dimulai sejak 1920-1942.
Baca Juga: Rangkuman dan Jawaban Perbedaan Puisi dan Pantun, Materi Kelas 4 SD Tema 6
Pada periode tersebut terdapat 134 penyair yang berkontribusi menghasilkan karya-karya terbaik, seperti beberapa judul terkenalnya yaitu sajak "Nyanyi Sunyi" dan "Buah Rindu" karya Amir Hamzah, "Mudah Kelana" dan "Puspa Mega" karangan Sanusi Pane, dan "Gamelan Jiwa" karya Armijn Pane.
Periode selanjutnya merupakan angkatan pujangga baru 45 yang berlangsung sejak 1942-1955.
Periode ini memiliki ciri realisme atau bisa ditemukan gambarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Berkaitan dalam Menulis Puisi, Apa Itu Licentia Poetica? #AkuBacaAkuTahu
Sajak yang berkembang pada periode ini adalah sajak bebas yang enggak terikat dengan aturan jumlah atau baris, persajakan, maupun periodisitas.
Hal ini disebabkan karena karya angkatan 45 merupakan bentuk respon dari angkatan pujangga baru.
Karya-karya pada periode ini dimulai sejak Chairil Anwar mulai menuliskan puisinya yang berjudul "Deru Campur Debu" dan "Kerikil Tajam yang Terampas dan yang Putus".
Masuk ke tahun 1950-an, muncul puisi epik dan terkenal yaitu "Balada", dan masa ini berlangsung antara 1950-1960 yang dipelopori oleh W.S.Rendra.
Awal 1970-1990an mulai ditemukan penyair-penyair berbakat periode sastra khusus yaitu puisi dengan corak yang memiliki cirinya tersendiri.
Baca Juga: Mengenal Jenis Musikalisasi Puisi, Materi Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP
Era ini mencapai perkembangan paling banyak dan beragam, para penyair yang terkenal pada masa ini seperti Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi Wm, Ibrahim Sattah, dan lain sebagainya.
Karya sastra di Indonesia mengenal dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda yaitu "poezie" untuk puisi, dan "gedicht" untuk sajak. Sama halnya dalam bahasa Inggris kita mengenal istilah poetry untuk puisi dan poem untuk sajak.
Baca Juga: Mengenal Unsur-Unsur Pembentuk Puisi, Materi Bahasa Indonesia Kelas 8
Indonesia ketika itu belum mengenal istilah berbeda itu dan menyebutnya sebagai sajak yang menggambarkan dua jenis karya sastra berbeda.
Sajak dianggap sudah bisa menggambarkan keduanya poezie dan gedicht.
Berikutnya kamu akan diajak untuk mengenal ciri-ciri dari sajak. Yuk, simak uraiannya di bawah ini!
Ciri-ciri sajak
1. Sajak memiliki ciri utama yaitu sebuah monolog atau larik, yang disebabkan karena sajak enggak menggambarkan deretan peristiwa sehingga di dalamnya ada sebuah alur atau plot.
2. Sajak sifatnya enggak mengikuti struktur logis dalam kalimat sehingga akan ada kemungkinan menemukan penyimpangan untuk memunculkan rima sebagai aspek kepuitisan.
3. Bahasa resmi yang digunakan pada sajak umumnya berupa bahasa konotatif yang menimbulkan rasa dalam kalimat.
Baca Juga: Pengertian serta Ciri-Ciri Puisi Lama dan Baru, Apa Saja?
Nah, Kids, itulah uraian yang cukup panjang tentang sejarah dan ciri-ciri dari karya sastra sajak.
Meski sering disamakan dengan puisi, sajak memiliki perbedaan kentara yang membedakan bentuk hingga gaya penulisannya.
Sajak merupakan bentuk ekspresi yang enggak dibatasi dan lebih leluasa ketika mengekspresikan nilai rasa dalam tiap-tiap kalimat yang membentuk bait.
Baca Juga: Tentukan Tema, Ketahui 4 Tahapan Menulis Puisi yang Baik dan Benar
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | gramedia.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar