GridKids.id - Pada pembahasan materi tematik kelas 6 SD tema 6 kali ini adalah menuju masyarakat sejahtera.
Kamu akan menemukan informasi penting di dalam sebuah contoh teks bacaan.
Di dalam sebuah teks bacaan berisi informasi penting yang harus kamu baca secara saksama.
Teks bacaan kali ini bertajuk 'Ragam Tarian Indonesia' yang akan kamu baca untuk mendapatkan ilmu pengetahuan lebih.
Setelah membaca teksnya, kamu bisa langsung mengerjakan contoh soal dan jawabannya.
Yuk, langsung saja kita simak penjelasannya di bawah ini!
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Teks Bacaan 'Negara Vietnam', Kelas 6 SD Tema 8
Teks Bacaan 'Ragam Tarian Indonesia'
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat ketika masa penjajahan.
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestariakan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari.
Seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok yaitu tari keraton yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu tari tradisional dan tari kontemporer.
Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Tari tradisional adalah seni tari yang berkembang sejak dahulu kala, dan tetap dikembangkan hingga kini.
Perkembangan tari tradisional dengan koreografi baru menghasilkan tari kreasi baru. Tari kreasi baru tidak mengubah makna yang terkandung dalam suatu tari tradisional.
Berdasarkan jumlah penari yang menari, suatu tarian dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Tari tunggal adalah jenis tari yang dalam penyajiannya dibawakan oleh seorang penari. Contoh tari tunggal adalah tari golek menak (Jawa Tengah), tari panji semirang (Bali), dan tari gathotkaca gandrung (Jawa Tengah).
Baca Juga: Kalimat Utama dan Gagasan Pokok 'Peningkatan Kesejahteraan Warga Mlatibaru, Semarang’, Kelas 6 SD
Tari berpasangan adalah bentuk tarian yang ditariakan oleh dua orang penari, baik sesama jenis maupun beralawanan jenis. Gerak tarinya saling mengisi dan melengkapi serta ada interaksi antara penari yang satu dan penari pasangannya sehingga terdapat respons dan kesepakatan gerak yang baik.
Contoh tari berpasangan adalah tari arjuna dan srikandi (Jawa Tengah) dan tari serampang dua belas (Sumatera Utara). Tari kelompok adalah bentuk tarian yang ditarikan secara kelompok. Penyajian tari kelompok dapat berbentuk drama tari/ sendratari. Oleh karena ditarikan secara berkelompok maka peragaan geraknya haruslah kompak, serempak, serta saling mengisi dan melengkapi sehingga dibutuhkan kerja sama, kebersamaan, dan tanggung jawab dari seluruh penari yang terlibat. Contoh tari kelompok adalah tari saman (Aceh), tari kecak (Bali), dan tari reog (Jawa Timur).
Contoh Soal dan Jawaban
1. Sebutkan apa saja contoh dari tari tunggal Indonesia?
Jawab:
Contoh tari tunggal dari Indonesia adalah Golek Menak dari Jawa Tengah dan Gathotkaca Gandrung dari Jawa Tengah.
2. Mengapa tari kelompok harus kompak?
Jawab:
Tari kelompok harus kompak agar gerakan yang dibawakan serempak, saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.
3. Bagaimana pembagian tari di Indonesia?
Jawab:
Tari di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu tari keraton dan tari rakyat.
Nah, itulah pembahasan materi tematik kelas 6 SD tema 6 yaitu menjawab pertanyaan dari teks bacaan 'Ragam Tarian Indonesia'.
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Teks Bacaan 'Negara Thailand', Materi Kelas 6 SD Tema 8
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar