Penelitian Masih Terus Dilakukan
WHO menganggap bahwa perubahan genetik virus bisa berpengaruh pada tingkat penularannya dibanding dengan varian-varian yang sudah menyebar sebelumnya.
Dari yang terlihat sejauh ini, varian Omicron menunjukkan gejala yang enggak separah varian Delta yang menyebabkan lonjakan kasus sebelumnya.
Namun, WHO menyatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak yang akan ditimbulkan oleh penularan varian Omicron.
Kriteria yang rentan tertular dan mengalami gejala yang parah adalah orang lanjut usia dan yang enggak menjalani vaksinasi atau orang-orang dengan kondisi kesehatan bawaan atau komorbid.
Baca Juga: Jadi Perhatian Dunia, Ini Pertanyaan yang Sering Muncul terkait COVID-19 Varian Omicron
Berdasarkan perkembangan terakhir, Omicron sudah ditemukan di 57 negara di dunia sejak pertama kali dideteksi di Afrika Selatan pada 24 November 2021.
Dari situ mulai bermunculan kasus-kasus positif di banyak negara di dunia, dan tercatat lebih dari 4 juta kasus baru, dengan angka kematian mencapai 52.500 laporan.
Nah, Kids, itulah perkembangan terbaru dari WHO yang perlu kamu tahu.
Hingga saat ini masih terus dilakukan penelitian tentang efektivitas vaksin untuk melindungi tubuh dari penularan varian Omicron ini.
Tetap jaga diri dan jangan lupa terapkan protokol kesehatan di manapun kamu berada.
Baca Juga: 7 Cara Mencegah Penularan Varian Virus Omicron Menurut WHO yang Paling Efektif
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar