GridKids.id - Kabar tentang varian virus Corona terbaru yaitu Omicron, masih menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat.
Dunia sedang menaruh perhatian pada kabar terbaru mengenai penularan virus omicron yang diklaim menular 5 kali lebih cepat dari varian pertamanya yang dimulai di Wuhan, China akhir 2019 lalu.
Dilansir dari Kompas.com, virus omicron yang sudah ditetapkan sebagai variant of concern (VoC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini juga menjadi sumber kekhawatiran baru bagi para ilmuwan dunia.
Kekhawatiran tersebut muncul berdasarkan kondisi penularan yang lebih cepat dan pola tak biasa yang dimiliki oleh mutasi virus baru ini.
Baca Juga: Enggak Perlu Panik, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui dari COVID-19 Varian Omicron
Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan ilmuwan dunia mengungkapkan kekhawatiran akan munculnya lonjakan angka kasus positif yang disebabkan oleh varian terbaru virus corona yang berkembang di Afrika Selatan ini.
Yuk, Kids, sama-sama simak seperti apa penjelasan lebih lanjutnya di bawah ini.
1. Lonjakan Kasus Positif
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kemunculan virus ini menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang sudah sempat mereda beberapa waktu belakangan.
Kekhawatiran datang dari sejumlah Ilmuwan yang berasal dari Center of Epidemic Response and Innovation (CERI) di Afrika Selatan.
Lonjakan kasus secara tajam dalam rentang 9 hari (16-25 November 2021) terjadi di Gauteng, Afrika Selatan.
Angka positif yang awalnya berjumlah 136 kasus, melonjak 9 kali lipat jumlahnya hanya dalam hitungan 9 hari, menjadi lebih dari 1200-an kasus positif.
Lonjakan angka positif ini dibarengi dengan dideteksinya virus omicron untuk pertama kalinya oleh para ilmuwan di sana.
Baca Juga: Varian Omicorn Berpotensi Sebabkan Lonjakan Kasus Positif Global, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
2. Mutasi virus dengan pola berbeda
Omicron mengandung pola mutasi yang enggak biasa ditemukan pada COVID-19 yang merebak sebelumnya.
Mutasi-mutasi tak biasa inilah yang dikhawatirkan akan membuat virus bisa menghindari sistem kekebalan tubuh manusia dan berujung menyebabkan ledakan kasus positif.
Varian omicron disebut memiliki 5 kali lebih besar mutasi dari varian virus yang sempat menimbulkan lonjakan kasus sebelumnya, yaitu varian delta dan beta.
Ilmuwan mengkhawatirkan jika omicron bisa menembus antibodi vaksin dan membuatnya jadi enggak efektif untuk menjaga tubuh dari penularan virus.
3. Vaksinasi yang belum merata
Dilansir dari kompas.com, Dr. Daniel Griffin, seorang ahli virologi dari Universitas Columbia memperkirakan bahwa virus ini bisa saja sudah berevolusi pada tubuh orang-orang yang enggak divaksinasi atau dengan kondisi tubuh dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan dengan fakta bahwa masih banyak negara yang rendah tingkat vaksinasinya.
Baca Juga: Sudah Hampir 2 Tahun, Bagaimana Kondisi COVID-19 di Indonesia? Sudah Aman?
Semakin lama pemerataan vaksin terwujud, maka akan memberi waktu untuk virus corona terus beradaptasi dengan sistem imunitas manusia.
Info terbaru terkait virus omicron ini disuarakan lebih sering untuk memastikan masyarakat mendapatkan pengetahuan yang berguna untuk menjaga diri dan orang-orang di sekitarnya.
Untuk saat ini hal yang paling mungkin dilakukan adalah mempercepat proses pemerataan vaksinasi COVID-19.
Selain itu, perlu dipertimbangkan kembali untuk melakukan pembatasan-pembatasan aktivitas menjelang libur natal dan tahun baru, untuk menjaga kemungkinan penyebaran virus varian terbaru yang enggak menunjukkan gejala ini.
Baca Juga: Lebih Mudah Menular, Simak 6 Cara Mencegah Penularan COVID-19 Varian Omicron
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar