GridKids.id - Kids, seperti yang sudah kamu tahu Indonesia pernah dijajah oleh Belanda untuk waktu yang cukup lama.
Selama masa penjajahan itu banyak warisan peninggalan sejarah di tanah air dan masih kita gunakan sampai hari ini.
Penjajahan Belanda meninggalkan banyak luka dan trauma bagi bangsa ini, tapi selama masa itu juga terdapat banyak sekali warisan perubahan ke arah modern yang hingga hari ini masih kita pergunakan.
Kali ini kamu akan diajak untuk melihat peninggalan-peninggalan sejarah masa kolonial di bidang ekonomi dan transportasi yang ada di Indonesia. Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini.
Baca Juga: Sejarah Trem di Indonesia: Transportasi Utama Pada Zaman Kolonial di Kota
A. Bidang Ekonomi
1. Perkebunan (onderneming)
Salah satu peninggalan penting di bidang perkebunan masa kolonial adalah perkebunan tebu dan industri gula.
Perkebunan ini termasuk perkebunan swasta besar, perkebunan negara besar, dan perkebunan rakyat.
Baca Juga: Berkunjung ke Argapura, Perkebunan Hijau dengan Udara yang Sejuk
Keberadaan perkebunan juga dibarengi dengan berdirinya pabrik gula untuk memproses hasil perkebunan tebu yang dipanen secara berkala.
Selain perkebunan tebu, terdapat juga perkebunan teh di Jawa Barat, dan perkebunan kopi di Sumatra.
Kopi adalah komoditas yang diperkenalkan di Indonesia pertama kalinya pada abad ke-15. Selain itu, perkebunan tembakau juga dikembangkan di Deli.
Pada awal abad ke-19, Hindia Belanda merupakan pengekspor utama beberapa komoditas seperti gula, beras, tembakau, kopi, teh, karet, dan kina.
2. Pengairan atau irigasi (1885-1904)
Pemerintah kolonial Belanda mewariskan jaringan irigasi tanah perkebunan dan pertanian.
Irigasi pertama dikenalkan oleh pemerintah kolonial di delta Brantas untuk mengairi sawah seluas 11.870 km².
Pengairan ini lalu dilanjutkan ke wilayah Demak, Pekalongan, dan Serayu pada 1889. Irigasi terakhir yang dibangun adalah irigasi di Cirebon dan Panarukan.
Baca Juga: Potret Unik Orang-orangan Sawah, Menggemaskan atau Menakutkan?
3. Ekonomi (Uang)
Masyarakat Indonesia sebelum kedatangan pemerintah kolonial adalah masyarakat yang belum mengenal uang atau alat tukar.
Sistem ekonomi yang dikenal sebelum masyarakat Indonesia mengenal uang adalah sistem barter atau pertukaran barang.
Dengan mulai dikenalkannya ekonomi uang, mulai menggantikan sistem ekonomi barter barang.
Uang merupakan alat tukar yang lebih efisien dan cepat untuk digunakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Cara Tukarkan 6 Uang Rupiah yang Tak Berlaku Lagi di Tahun Depan, Jangan Sampai Terlewat!
Untuk itulah dibandung Bank yang dikenal dengan De Javaasche Bank untuk mengatur sirkulasi uang.
Bank itu kemudian dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada 1953.
B. Bidang Transportasi
1. Jalan Raya
Berbagai kepentingan pemerintah kolonial mendorong pembangunan jalan raya untuk sarana transportasi.
Posisi jalan raya sangat vital untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi yang dilakukan pada masa itu membutuhkan sarana transportasi untuk mengangkut hasil perkebunan yang ada di pedalaman.
Salah satu peninggalan jalan raya yang terkenal pada masa kolonial adalah jalan raya Anyer-Panarukan (Grote Postweg) yang dibangun pada masa Daendels.
Baca Juga: Sempat Bertahan 41 Tahun, Restoran Rindu Alam Resmi di Tutup
2. Jalur Kereta Api
Pemerintah kolonial Belanda juga mewariskan jaringan jalan kereta api.
Jalur kereta api lintas Jawa dari Semarang - Tanggang sepanjang 25 km dan jalur kereta Jakarta - Bogor dibandung Nederlandsch Indische Spoorwegen Maatschappij (NIS) pada 1814.
Pada 1873 dibangun jalur kereta dari Semarang - Tanggang dilanjutkan hingga Yogyakarta.
Dan pada 1875, tepat 25 tahun NIS dibangun juga jalur kereta api lintas Surabaya- Pasuruan- Malang dengan jarak 115 km. Pada 1925, panjang rel lintas pulau Jawa mencapai 2.740 km.
Pembangunan Jalur Kereta Api juga dilakukan di pulau Sumatera untuk mendukung kegiatan perkebunan dan pertambangan.
Pada 1874, dibangun jalan kereta api di Aceh. Pada 1877, dibandung jalur kereta api di Sumatera Barat. Lalu, pada 1883 dibangun juga di jalan kereta api lintas Sumatera Timur.
Pada akhir abad 19, jalan kereta api lintas sumatera mencapai kurang lebih 3500 km.
3. Pelabuhan Laut
Ketika pihak kolonial Belanda datang ke Nusantara, sudah ada banyak pelabuhan-pelabuhan nusantara yang beroperasi.
Sehingga pada masa penjajahan Belanda di nusantara, mulai dilakukan berbagai upaya renovasi dan pelebaran pelabuhan.
Contohnya, pelabuhan Sunda Kelapa yang diperbaiki dan diperlebar oleh Belanda pada 1817 menjadi seluas 1.825 meter.
Atas perintah Raja Hendrik, pemerintah kolonial Belanda membangun pelabuhan Tanjung Priok yang dibangun pada Mei 1877. Total luas pelabuhan luar dari Tanjung Priok sekitar 1.740 meter.
Nah, Kids, itulah beberapa uraian tentang peninggalan masa kolonial yang masih bisa kita lihat sampai hari ini.
Perjalanan sejarah bangsa ini sangat panjang, ada banyak yang hilang, tapi ada banyak masih tertinggal.
Warisan kebudayaan kolonial yang masih kita gunakan sampai hari ini harus kita terima sebagai bagian perjalanan bangsa.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id,Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar