GridKids.id - Kids, pernahkah kalian mendegar tentang burung maleo?
Burung yang memiliki nama ilmiah Macrocephalon maleo ini adalah salah satu hewan endemik pulau Sulawesi.
Burung ini dalam bahasa setempat juga biasa disebut dengan Maleo senkawor yang termasuk dalam famili Megapodiidae yang memiliki ukuran tubuh sedang dengan panjang tubuh kisaran 55 cm.
Keunikan dari burung maleo adalah anak burung yang baru menetas sudah bisa langsung terbang.
Baca Juga: Mengenal Burung Kasuari, Burung Endemik Indonesia yang Berbahaya di Dunia dari Papua
Ukuran telur burung ini berkisar antara 240-270 gram per butirnya. Perbandingan ukurannya dengan telur ayam sekitar 5-8 kali lipat lebih besar.
Burung ini enggak bisa ditemukan di semua tempat di Sulawesi, populasi burung endemik ini hanya ditemukan di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi seperti di wilayah Gorontalo (Bone Bolango dan Pohuwato) dan Sulawesi Tengah (Sigi dan Banggai).
Ciri-ciri Burung Maleo
Burung Maleo memiliki bulu berwarna hitam, dengan kulit di sekitar matanya yang berwarna kuning, iris matanya merah kecokelatan, dengan kaki abu-abu, paruh berwarna jingga dengan bulu sisi bawah tubuhnya berwarna merah mudah condong ke warna putih.
Bagian atas kepalanya bertanduk atau berjambul keras berwarna hitam.
Bentuk burung jantan dan betinya serupa, tapi biasanya Maleo betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih gelap daripada burung jantan.
Burung Maleo adalah hewan monogami atau hanya punya satu pasangan saja.
Baca Juga: Jadi Simbol Kesetiaan, Ketahui Karakteristik dan Filosofi Burung Bangau
Burung maleo biasanya makan biji-bijian, buah, semut, kumbang, dan berbagai jenis hewan atau serangga kecil.
Burung ini biasanya bersarang di daerah pasir terbuka atau daerah-daerah yang memiliki hangat panas bumi untuk membantu mereka menetaskan telurnya yang berukuran besar.
Perilaku Burung Maleo
Meski bisa dan mahir terbang, maleo enggak suka terbang dan lebih suka menggunakan kakinya untuk berjalan. Itulah yang membuat burung maleo disebut lebih mirip ayam daripada burung.
Kebiasaan ini dilakukan maleo karena makanannya yang ada di bawah tanah sehingga lebih mudah untuk menyisir atau mencarinya dengan berjalan kaki.
Telur burung maleo yang berukuran 5-8 kali lebih besar dari telur ayam, enggak dierami sendiri oleh burung ini. Telurnya ia kubur di dalam pasar di dekat habitat tinggalnya yang biasanya hangat.
Hal ini dilakukan karena ukuran telurnya yang terlalu besar untuk dierami, bahkan ukurannya lebih besar dibandingkan ukuran burung maleo sendiri.
Baca Juga: Lebih Dekat Dengan Burung Unta, Burung Terbesar yang Diburu Bulunya
Waktu untuk mengerami telur burung maleo juga lebih lama daripada telur burung pada umumnya yaitu mencapai 62-85 hari.
Lubang tempat menyimpan burung maleo ini memiliki kedalaman hingga 50 cm dengan suhu pengeraman yang sudah diperkirakan oleh induk maleo sendiri ketika membuatnya.
Tanduk di kepala maleo digunakan sebagai pengukur suhu untuk meletakkan telur-telur burungnya.
Nasib populasi burung maleo
Anak burung maleo yang menetas nantinya akan keluar sendiri dari dalam tanah, setelah menetas anak burung maleo ini bisa langsung memulai kehidupan mandirinya.
Kemampuan sayap anak maleo sudah bisa disamakan dengan unggas dewasa, itulah kenapa anak-anak burung maleo bisa terbang.
Jumlah burung maleo tiap tahunnya semakin berkurang karena burung maleo banyak ditangkap manusia untuk dimangsa daging dan telurnya.
Itulah beberapa informasi tentang salah satu satwa endemik Pulau Sulawesi, yaitu Burung Maleo.
Baca Juga: 5 Contoh Hewan Endemik Asli Indonesia Bagian Barat, Apa Saja?
Burung ini kini nasibnya semakin terancam punah karena perburuan liar.
Burung Maleo kini masuk dalam daftar merah IUCN yang menjadi peringatan bahwa sebuah spesies harus segera dikonservasi untuk menyelamatkan eksistensinya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar