GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah belajar tentang pengaruh dan hasil kebudayaan Hindu-Buddha di nusantara.
Dari pemaparan sebelumnya kamu pun mengerti bahwa persebaran agama dibarengi dengan kebudayaan Hindu-Buddha memengaruhi bagaimana masyarakat Indonesia saat ini.
Kali ini kamu akan diajak untuk belajar tentang proses dan jalur masuk agama Hindu-Buddha ke nusantara, nih, Kids.
Teori tentang masuknya agama Hindu-Buddha berkaitan dengan aktivitas perdagangan, pendidikan, persebaran agama yang dilakukan oleh para pendatang dari Cina dan India ke wilayah nusantara.
Baca Juga: Mengenal Candi Hindu Peninggalan yang Bersejarah dan Fungsinya
Teori-teori itu didukung dengan dua jalur yang memungkinkan dua kepercayaan besar itu bisa diterima dan berkembang di wilayah nusantara, yaitu jalur darat dan jalur laut.
Lalu, seperti apa sih penjelasan lengkapnya? Yuk, simak uraiannya di bawah ini.
Jalur masuk Hindu-Buddha ke Nusantara
Pedagang dan pendeta dari India dan Cina memiliki peran dalam persebaran agama Hindu-Buddha di nusantara. Mereka menggunakan dua jalur persebaran, di antaranya:
1. Jalur darat
Para pedagang membawa pengaruh Hindu-Buddha ke nusantara melewati jalur darat yaitu Jalur Sutra.
Rutenya membentang dari India Utara ke Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, lalu ke wilayah nusantara.
2. Jalur laut
Jalur lainnya adalah jalur laut, ketika para pedagang dan pendeta dari India dan Cina mengikuti rombongan kapal pedagang yang biasanya melakukan perjalanan melalui India-Cina.
Rutenya dimulai dari India lalu menuju Myanmar, Thailang, Semenanjung Malaya, lalu berakhir di nusantara.
Berikut adalah beberapa teori tentang proses masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di nusantara, antara lain:
1. Waisya
Teori ini didukung oleh N.J. Krom dan Purbacaraka. Pendapat ini meyakini bahwa pengaruh Hindu-Buddha masuk ke nusantara dibawa oleh para pedagang dari India, yang kemudian banyak menikahi penduduk asli.
Selama masa tinggal untuk berdagang itulah mereka memilih menikah dengan penduduk asli sambil menunggu pergantian musim untuk bisa kembali pulang ke negara asalnya.
Para pedagang yang menetap selama beberapa waktu ini melakukan hubungan dagang dan interaksi dengan penduduk setempat.
Dari sinilah mulai muncul transfer ilmu dan kebudayaan yang memungkinkan masyarakat mulai menerima agama hindu yang memiliki beberapa kemiripan dengan kepercayaan asli mereka.
Baca Juga: Materi Sejarah Kelas 10: Peradaban Agama Hindu-Budha di Nusantara
Teori ini diperkuat dengan keberadaan Kampung Keling yang merupakan perkampungan para pedagang India di Indonesia.
Namun, teori ini memiliki beberapa kelemahan yang membuatnya cukup meragukan seperti misalnya keberadaan kerajaan Hindu-Buddha yang terletak di wilayah pedalaman bukan pesisir.
Selain itu, motif utama para pedagang dari India datang ke nusantara adalah untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama.
2. Brahmana
Teori atau pendapat ini didukung oleh J.C. van Leur, dan menganggap bahwa pengaruh Hindu-Buddha masuk nusantara karena dibawa oleh para brahmana yang mendapat undangan dari para penguasa kerajaan di nusantara.
Tujuannya untuk datang dan menobatkan para raja, dengan memimpin upacara keagamaan, dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan.
Dimulai dari Istana, agama dan kebudayaan asing ini lalu menyebar ke seluruh wilayah suatu kerajaan.
Baca Juga: Rangkuman dan Jawaban Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Kaum brahmana dalam agama Hindu adalah satu-satunya kasta yang dianggap berhak untuk memelajari dan memahami benar isi dari kitab suci umat Hindu, yaitu Weda.
Namun, teori ini dianggap lemah karena adanya fakta bahwa menurut ajarah Hindu Kuno, seorang brahmana dilarang pergi menyeberangi lautan untuk meninggalkan tanah airnya.
3. Ksatria
Teori ini didukung oleh C.C. Berg, R.C. Majumdar, F.D.K. Bosch, Mookerji, dan J.L. Moens yang meyakini bahwa pengaruh agama dan budaya Hindu-Buddha masuk dibawa oleh para ksatria yang mengalami kekalahan perang di India.
Tapi, teori ini memiliki kelemahan seperti enggak ditemukannya prasasti yang menggambarkan penaklukan kerajaan nusantara oleh kerajaan India.
Mereka mendirikan koloni dan menyebarkan agama Hindu-Buddha di nusantara
4. Arus Balik
Teori ini didukung oleh F.D.K. Bosch dan George Coedes yang menganggap bahwa pengaruh Hindu-Buddha masuk dibawa oleh para brahmana, pedagang, dan oleh orang-orang Indonesia sendiri.
Ada yang berdagang, ada pula yang datang langsung ke India untuk belajar agama langsung dari asalnya.
Ketika kembali dari India, mereka lalu menyebarkan pengetahuan agama yang mereka dapatkan selama belajar di India.
Teori ini diperkuat dengan adanya prasasti Nalanda, yang didalamnya menyebutkan Balaputradewa dari Sriwijaya yang meminta raja India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat menimba ilmu untuk tokoh-tokoh dari Sriwijaya.
Sedangkan, penyebaran agama Buddha dilakukan melalui misi dharmaduta pada abad ke-2 masehi.
Misi ini dibuktikan dengan penemuan arca Buddha di Sempaga, Jember, dan Bukit Siguntang yang berasal dari India Selatan.
Baca Juga: Peninggalan Budha di Indonesia: Candi, Prasasti, Arca dan Karya Sastra
Itulah penjelasan tentang jalur dan teori masuknya Hindu-Buddha ke wilayah nusantara.
Tiap teori yang dikemukakan oleh para ahli memiliki kelemahannya masing-masing.
Namun teori arus balik merupakan teori persebaran agama Hindu-Buddha yang didukung dengan peninggalan sejarah berupa prasasti.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id,Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar