GridKids.id - Kids, apakah yang terlintas dalam benakmu jika mendengar tentang Pulau Madura?
Salah satu tradisi yang sangat identik dengan pulau Madura adalah karapan sapi.
Saking identiknya, tradisi ini pernah dijadikan desain uang koin pecahan 100 rupiah keluaran tahun 1996.
Karapan sapi merupakan permainan tradisional khas Madura, Jawa Timur, yang digelar tiap tahunnya.
Baca Juga: Fakta-Fakta Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia yang Membelah Selat Madura
Acara ini diselenggarakan setiap bulan Agustus atau September, dan akan final lombanya akan dilaksanakan pada akhir bulan September atau Oktober.
Permainan ini memiliki sejarah panjangnya sendiri yang akan dibahas selanjutnya. Yuk, langsung simak penjelasan lebih lanjutnya berikut ini.
Sejarah Karapan Sapi
Orang Madura meyakini sapi memiliki rajanya sendiri. Raja sapi betina ada di Desa Gadding, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep. Sedangkan, raja sapi jantan ada di Sapudi, sebuah pulau di sebelah timur Madura.
Sejak ratusan tahun lalu, sapi betina di Gadding yang terkenal berkualitas dipelihara dengan baik untuk mengikuti kontes sapi betina yang dikenal dengan istilah sape pajangan atau sape sono.
Sedangkan sapi dari pulau Sapudi dikenal sebagai sapi jantan unggul yang sering diikutkan dalam agenda karapan sapi.
Salah satu versi sejarah yang beredar tentang awal mula karapan sapi adalah pada masa pertanian di Sapudi yang mengalami kemajuan ketika dipimpin oleh Penembahan Wlingi (Wirobroto) pada abad ke-14.
Baca Juga: Mengenal Tari Kecak dari Sisi Sejarah, Makna dan Tempat Pertunjukannya
Para petani di Sapudi membajak sawah dengan gembira dan berlomba membajak dengan menaiki sapi yang berpasangan dan dipasangi garu.
Dari sinilah mulai muncul istilah garaban yang berasal dari garab yang artinya kerja cepat. Istilah ini kemudian berkembang menjadi istilah karapan yang kita kenal saat ini.
Jenis-Jenis Karapan Sapi
Pada tahun 1970an, fungsi karapan sapi bergeser dari yang tadinya bertujuan sebagai hiburan, alat berkomunikasi, dan penanda awal musim tanam menjadi penanda status bagi seseorang.
Sapi enggak lagi dipekerjakan untuk membantu kegiatan bertani tapi berubah menjadi hewan aduan atau hewan pacuan. Berikut ini adalah jenis-jenis karapan sapi yang dilaksanakan ketika musim karapan di Madura, antara lain:
1. Kerap Keni (Kerapan kecil)
Kerap keni diikuti oleh sapi-sapi berukuran kecil yang belum terlatih dari satu kecamatan.
Sapi yang menjadi pemenang bisa mengikuti kerap raja yang diadakan dua kali di ibukota kabupaten dan memperebutkan piala bupati.
2. Kerap Raja (Kerapan besar)
Sapi-sapi yang memenangkan kerap raja akan ikut untuk memperebutkan Piala Presiden yang sangat bergengsi.
3. Kerap Onjangan (Kerapan undangan)
Biasanya karapan sapi ini diadakan untuk memperingati hari-hari besar, peringatan syukuran, dan lain-lain.
4.Kerap Karesidenan (Kerapan tingkat karesidenan)
Karapan ini dilaksanakan di Kota Pamekasan dan diikuti oleh juara-juara dari empat kabupaten di Madura sebagai penutup musim karapan.
5.Kerap Jar-jaran (Kerapan latihan)
Kerapan ini diselenggarakan sebagai ajang latihan untuk para sapi pacuan sebelum turun ke gelanggang perlombaan.
Bagi masyarakat Madura, karapan sapi merupakan simbol kebanggaan dan martabat masyarakat Madura.
Karena sapi yang diperlombakan adalah sapi-sapi yang berkualitas dan dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Sapi-sapi tersebut sangat sehat dan bisa berlari dengan sangat kencang.
Itulah tadi beberapa penjelasan tentang sejarah awal karapan sapi dan beberapa jenis karapan sapi yang dilaksanakan ketika musim karapan di Madura.
Hingga saat ini pagelaran tradisional yang unik ini masih terselenggara dan menjadi atraksi wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Pulau Madura.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Bobo.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar