Melansir Kompas.com, kuliner Nusantara memiliki sifat koud eten (hidangan dingin), sehingga pedasnya sambal enggak hanya memiliki fungsi menggugah selera makan tapi juga sebagai pengganti temperatur panas.
Cabai diperkenalkan ke Nusantara pada akhir abad ke-16 oleh orang-orang Portugis.
Namun, menurut arkeolog Titi Surti Nastiti, jauh sebelumnya cabai sudah menjadi komoditas perdagangan pada masa Jawa Kuno.
Baca Juga: Bukan Air Putih, Ini 5 Minuman yang Paling Ampuh Redakan Rasa Pedas di Mulut
Bahkan, dalam teks Ramayana dari abad ke-10, cabai disebut sebagai salah satu jenis makanan.
Fadly Rahman, ahli sejarah kuliner, dalam Jejak Rasa Nusantara menyebutkan, bahwa sambal pada abad ke-10 mungkin masih menggunakan cabe jawa (piper retrofractum).
Hal ini enggak sama jenisnya dengan cabai yang berasal dari Amerika yang baru diperkenalkan pada abad ke-16.
Keberadaan sambal juga populer di kalangan orang Eropa yang ketika itu memperkenalkan kebudayaan rijstaffel (set hidangan komplet berisikan nasi, lauk-pauk, dan sayuran khas Indonesia).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar