GridKids.id - Negara tetangga kita, Brunei Darussalam menjadi negara yang paling sedikit dalam penyebaran kasus COVID-19.
Padahal, sejumlah negara lain di ASEAN masih bergelut dengan pandemi COVID-19, termasuk Indonesia.
Selain mengendalikan kasus COVID-19 terendah, mereka juga berhasil mengantipastinya dengan 0 kasus yang terjadi.
Baca Juga: Perlu Diketahui, Ini 11 Ibu Kota Negara Anggota Perhimpunan ASEAN
Sementara di Indonesia sendiri,tercatat masih terjadi penambahan kasus harian yang cukup banyak dengan mencapai angka puluhan ribu.
Negara yang satu ini patut menjadi contoh dari kesiapsiagaan, perhatian dan kepedulian untuk mengantisipasi virus corona.
Lalu bagaimana cara Brunei Darussalam untuk mengantisipastinya? Berikut ulasannya!
Baca Juga: Tanda Tubuh Terkena COVID-19 di Fase Awal yang Wajib Kita Ketahui
Brunei Darussalam Kendalikan COVID-19
Berdasarkan data yang dilansir dari Worldometers, Sabtu (17/7/2021), Brunei Darussalam baru mencatatkan 283 kasus COVID-19 sepanjang pandemi berlangsung.
Dari jumlah tersebut, korban meninggal dunia hanya 3 orang dan 260 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Dilansir The Asean Post, COVID-19 pertama kali terdeteksi di negara ini adalah pada 9 Maret 2020.
Baca Juga: Disebut Ampuh Menyembuhkan Pasien COVID-19, Ini Manfaat dan Efek Samping Donor Plasma Konvalesen
Hal ini menjadikan Sultan Brunei Darussalam langsung mengambil tindakan tegas, kasus pertama dialami seorang pria berusia 53 tahun.
Dari kasus awal itu, jumlah kasus baru melonjak melewati angka 135 dalam beberapa hari.
Menteri Kesehatan Brunei Dr. Hj Mohd Isham menyatakan bahwa, kunci penanganannya adalah dengan transparan.
Artinya, mereka enggak berusaha untuk menekan atau menyembunyikan kasus berita apapun.
Langkah Brunei Darussalam Kendalikan COVID-19
Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam dapat meyakini jika seluruh warga Brunei semuanya dapat terkendali.
Pemerintah setempat pun melakukan tes acak gratis bagi para pekerja migran di negara tersebut
Sama seperti negara lainnya, Brunei melarang warganya bepergian, terdapat pembatasan pertemuan publik, dan seluruh aktivitas pekerjaan dan pembelajaran dilakukan di rumah.
Baca Juga: Komorbid Selalu Dikaitkan dengan COVID-19, Ternyata Ini Penjelasannya
Masjid dan tempat ibadah lainnya ditutup, toko dan supermarket diminta untuk menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penularan.
Hal lain yang enggak kalah penting adalah memastikan masyarakat enggak kekurangan kebutuhan sehari-hari selama pandemi.
Hal ini dilakukan dengan cara, pemerintah dan perbankan sepakat untuk menunda pembayaran pinjaman selama 6 bulan di empat sektor, yakni pariwisata, perhotelan dan manajemen acara, restoran dan transportasi udara.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | The Asean Post |
Penulis | : | Putu Bagoes |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar