GridKids.id - Semenjak pandemi virus corona, semakin sering muncul istilah baru. Seperti plasma darah konvalesen.
Tahu enggak? Ternyata plasma darah konvalesen bukan istilah baru lo, Kids.
Para peneliti dan tim medis melakukan berbagai pendekatan perawatan yang berbeda untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi COVID-19.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Penderita Diabetes, 4 Buah Ini Dapat Turunkan Kadar Gula dalam Tubuh
Salah satunya dengan perawatan terapi plasma konvalesen. Terapi ini pernah digunakan pada puluhan tahun lalu pada kasus MERS.
Diharapkan terapi ini bisa membantu juga untuk mempercepat penyembuhan pasien COVID-19
Apa itu terapi plasma konvalesen?
Baca Juga: 6 Hal yang Efektif Membantu Kita agar Bisa Bangun Lebih Awal
Terapi Plasma Konvalesen
Plasma konvalesen merupakan plasma yang diambil dari pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Plasma merupakan bagian dari darah yang mengandung antibodi.
Nah, pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 diharapkan sudah memiliki antibodi sebagai perlawanan sistem imun terhadap virus corona.
Terapi ini dilakukan dengan mendonorkan plasma orang yang telah sembuh dari COVID-19 kepada pasien yang masih terinfeksi.
Baca Juga: 4 Makanan yang Wajib Dihindari Pasien COVID-19, Ketahui Agar Lekas Pulih
Hal ini dilakukan untuk membantu antibodi pada tubuh pasien yang masih sakit. Terapi ini mampu mencegah penyakit berkembang lebih parah dan mempercepat penyembuhan.
Dikutip dari Kompas.com, penggunaan terapi ini disarankan untuk beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang hingga berat.
Enggak cuma itu, terapi ini juga baik untuk pasien pada tahap awal penyakit dan memiliki sistem imun yang lemah.
Hasil terapi plasma konvalesen menunjukkan hasil yang berbeda di berbagai negara. Belum ada data pasti bahwa terapi ini benar-benar menyembuhkan pasien COVID-19.
Antibodi dalam plasma donor akan membantu pasien untuk sembuh lebih cepat dengan gejala yang ringan.
Risiko dari menerima donor plasma konvalesen belum diketahui.
Namun, ada beberapa risiko yang mungkin terjadi akibat terapi plasma.
Di antaranya adalah kerusakan paru, sulit bernapas, dan reaksi alergi.
Beberapa kasus mungkin menunjukkan komplikasi ringan dari terapi ini.
Baca Juga: Mengalami Pegal-Pegal Akibat Efek Samping Vaksin COVID-19? Ini Cara untuk Mengatasinya
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas Health |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar