GridKids.id - Di Indonesia pada akhir-akhir ini sedang marak panic buying.
Ada beberapa bahan makanan yang dibeli dengan jumlah yang banyak.
Semenjak dua kasus pertama virus corona di Indonesia, beberapa orang memborong sembako di tengah kepanikan.
Orang-orang berbondong-bondong membeli susu beruang dan vitamin C hingga stok di beberapa swalayan habis.
Baca Juga: Atasi Kepanikan di Tengah Pandemi COVID-19, Lakukan 5 Hal Ini untuk Menjaga Diri
Tahu enggak? Apa itu panic buying?
Panic buying adalah aksi memborong sesuatu karena khawatir atau takut enggak kebagian, harganya melambung, dan sebagainya.
Panic buying menjadi salah satu fenomena sosial yang berulang kali terjadi sepanjang pandemi COVID-19.
Baca Juga: Cara Mengelola Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi
Kids, ternyata ada alasan di balik aksi memborong atau, lo.
Menurut Psychology Today dari Kompas.com, beberapa alasan psikologi di balik panic buying saat pandemi COVID-19:
1. Ketakutan menular
Tahu enggak? Ternyata, ketakutan itu sama dengan virus yang sama-sama bisa menular.
Sekelompok orang bisa spontan merasa panik soalnya tertular dari orang-orang sekitarnya yang lebih dahulu merasa panik.
Jika orang lain memborong, kenapa saya enggak ikutan juga. Alasan mereka panik juga enggak rasional.
2. Keputusan emosional
Secara logis otak bisa menghitung dan menimbang dengan cermat sebelum mengambil keputusan lo, Kids.
Namun, otak emosional pertimbangan adalah keamanan terlebih dahulu daripada menyesal kemudian.
3. Gagal menghadapi ketidakpastian
Kondisi seperti pandemi ini banyak yang merasakan frustasi bagi sebagian orang, lo. Mereka enggak siap menghadapi ketidakpastiaan yang akan terjadi di masa depan.
4. Kecemasan antisipatif
Ketakutan antisipasif menghadapi pandemi setara dengan rasa cemas ketika menerima hasil laboratorium setelah menjalani tes kesehatan.
Ketakuan ini adalah ketakutan yang sebenarnya belum tentu terjadi.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kompas health |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar