Sampel tersebut diambil dari tujuh orang yang positif COVID-19, lalu ada dua sampel yang negatif, Kids.
Dari hasil latihan selama tiga minggu, para peneliti menemukan bahwa mengidentifikasi virus corona melalui urine.
Dari pelatihan tersebut memperoleh hasil akurasi mencapai rata-rata 96 persen dan memiliki sensitivitas 99 persen atau enggak ada hasil positif palsu.
Tetapi untuk yang negatif sensitivitas keseluruhannya 68 persen atau ada beberapa negatif palsu.
Alasan sensitivitas negatif lebih rendah karena melakukan pengujian sangat ketat.
Jika anjing melewati sampel positif satu kali tanpa menanggapi itu akan masuk kategori gagal, Kids.
Untuk anjing yang digunakan untuk pelatihan yaitu Labrador Retriever dan Belgian Malinois.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Febryan Kevin |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar