GridKids.id - Ada dua jenis kalimat majemuk, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kali ini, GridKids akan menjelaskan mengenai pengertian kalimat majemuk bertingkat, jenis, dan contohnya.
Namun sebelumnya, kita cari tahu apa itu kalimat majemuk, yuk!
Baca Juga: Pengertian dari Kalimat Majemuk, Jenis-jenis, Serta Contohnya
Kalimat majemuk adalah kalimat yang punya lebih dari satu dasar kalimat.
Dalam kalimat majemuk ini, konjungsi merupakan sesuatu yang penting, Kids.
Konjungsi adalah kata penghubung. Kata ini berguna jadi penghubung dasar kalimat satu dan lainnya dalam satu kalimat majemuk.
Pengertian Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar.
Kalimat dasar ini merupakan inti (kalimat utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu.
Unsur kalimat yang bisa berpindah fungsi seperti subyek, obyek, atau keterangan.
Baca Juga: Pengertian Kalimat Majemuk Setara, Jenis, dan Juga Contohnya
Hal yang membedakan kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat jenis lain adalah anak kalimat dan induk kalimat.
Induk kalimat berperanan sebagai kalimat dasar inti atau utama. Sedangkan anak kalimat adalah pengisi salah satu unsur.
Berdasarkan perannya, anak kalimat dibagi menjadi:
Anak Kalimat Keterangan Waktu
Anak kalimat ini bisa berada di awal, akhir, di antara subyek dan predikat, bahkan di antara predikat dan obyek pada induk kalimat.
Konjungsi yang digunakan yaitu ketika, waktu, kala, saat, sesaat, tatkala, sesudah, setelah, dan sebelum.
Contoh: Saat aku bangun, Matahari sudah bersinar dengan cerah.
Baca Juga: Penggunaan Awalan Ber-, Me-, dan Meng- yang Benar Serta Contohnya
Anak Kalimat Keterangan Sebab
Anak kalimat ini punya sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tapi menyatakan sebab.
Konjungsi yang digunakan yaitu karena, sebab, dan lantaran.
Contoh: Karena kesiangan, aku terlambat masuk sekolah.
Anak Kalimat Keterangan Akibat
Anak kalimat ini menyatakan akibat. Posisi anak kalimat selalu di akhir setelah induk kalimat.
Konjungsi yang digunakan yaitu hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya.
Contoh: Aku tidur larut malam, sehingga terlambat bangun.
Baca Juga: Kalimat Persuasif, Ini Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contohnya
Anak Kalimat Keterangan Syarat
Anak kalimat yang menyatakan persyaratan. Anak kalimat ini bisa berada di bagian mana saja dalam kalimat.
Konjungsi yang digunakan yaitu jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh: Kalau enggak ingin terlambat ke sekolah, aku harus bangun lebih awal.
Anak Kalimat Keterangan Tujuan
Anak kalimat ini menyatakan tujuan. Anak kalimat ini bisa berada di bagian mana saja dalam kalimat.
Konjungsi yang digunakan yaitu supaya, agar, untuk, dan guna.
Contoh: Aku bangun lebih awal, supaya enggak terlambat masuk ke sekolah.
Baca Juga: Pengertian Konjungsi yang Digunakan dalam Kalimat dan Contohnya
Anak Kalimat Keterangan Cara
Anak kalimat ini menyatakan cara. Anak kalimat ini bisa berada di bagian mana saja pada kalimat.
Konjungsi yang digunakan yaitu dengan dan dalam.
Contoh: Dengan bangun lebih pagi, aku beranggapan bahwa hal itu bisa membuat enggak terlambat ke sekolah.
Anak Kalimat Pengganti Pewatas
Anak kalimat ini berfungsi menyertai nomina objek, subyek, maupun predikat.
Konjungsi yang digunakan yaitu yang atau kata petunjuk itu.
Contoh: Aku adalah ketua paduan suara baru yang baru saja terpilih.
Baca Juga: Apa Itu Denotasi dan Konotasi? Ini Perbedaan, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Anak Kalimat Pengganti Nomina
Anak kalimat ini ditandai dengan konjungsi bahwa.
Anak kalimat ini bisa jadi subyek atau obyek dalam kalimat transitif.
Contoh: Aku berjanji bahwa aku enggak akan terlambat masuk sekolah lagi.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar