Para serdadu ini sering disebut-sebut sebagai leluhur orang-orang Malana.
Hal ini pun terlihat dari peninggalan bersejarah dan beberapa gambaran yang berada di dalam desa tersebut.
Uniknya, Desa Malana mempunyai bahasa sendiri, yakni, bahasa Kanashi.
Konon katanya bahasa ini dianggap suci dengan enggak diajarkan kepada orang asing dan hanya digunakan di desa ini.
Baca Juga: Punya Tradisi Pemakaman yang Unik, Ini Fakta Tentang Adat Istiadat di Desa Trunyan Bali
Kehidupan mereka pun enggak mau diusik dari peradaban luar. Masyarakat lokal di sana cenderung tertutup.
Para traveler juga hanya boleh berada di Malana pada saat siang hari dan enggak boleh datang saat matahari mulai terbenam, apa lagi sampai menginap.
Jika ketahuan ada penyusup, mereka akan menanggungnya sendiri risikonya.
Ada yang tertarik untuk berkunjung ke sana?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Penulis | : | Putu Bagoes |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
Komentar