GridKids.id - Apa kamu pernah mendengar tentang tinnitus?
Tinnitus disebut jadi salah satu gejala baru dari long COVID. Lalu, sebenarnya apa itu tinnitus?
Tinnitus adalah salah satu jenis gangguan pendengaran yang banyak dialami orang, yaitu suatu gangguan pendengaran berupa persepsi suara atau telinga berdengung secara tiba-tiba.
Tinnitus adalah masalah umum yang memengaruhi sekitar 15 sampai 20 persen orang.
Penyebab gangguan pendengaran ini biasanya didasari pada kondisi seperti usia, cedera telinga atau gangguan sistem peredaran darah.
Namun, dalam studi baru yang dilakukan sekelompok peneliti dari Anglia Ruskin University (ARU) mengungkapkan gangguan pendengaran bisa jadi gejala long COVID.
Tinnitus adalah kondisi yang umum, tapi gangguan pendengaran tersebut bisa semakin buruk karena infeksi COVID-19.
Baca Juga: Apa Itu Long COVID? Ternyata Fenomena Ini Sudah Ada Sejak Awal Pandemi
Studi yang melibatkan 3.103 peserta dari 48 negara menemukan kalau 40 persen pasien COVID-19 bersamaan mengalami tinnitus yang terus memburuk.
Dalam studi yang didukung juga oleh British Tinnitus Association ini melibatkan peserta sebagian besar dari Inggris dan Amerika Serikat.
Studi ini difokuskan pada orang yang memang sudah punya gangguan tinnitus.
Sejumlah kecil peserta melaporkan kondisi mereka awalnya dipicu oleh gejala COVID-19.
Hal ini menunjukkan kalau tinnitus bisa berpotensi jadi gejala long COVID dalam beberapa kasus.
Tinnitus sudah memengaruhi sekitar 1 dari 8 orang dewasa di Inggris dan dikaitkan dengan penurunan kesejahteraan emosional, depresi dan kecemasan.
Studi baru ini juga menemukan kalau sebagian besar orang percaya tinnitus mereka bisa semakin memburuk dengan tindakan jarak sosial atau jarak fisik, sebagai upaya penerapan protokol untuk mengendalikan penyebaran virus.
Meski penelitian ini difokuskan pada pasien COVID-19 yang sebelumnya sudah mengidap gangguan pendengaran tersebut, tapi peneliti juga mengidentifikasi 7 orang yang melaporkan gangguan tinnitus yang dipicu oleh COVID-19.
Lalu, kenapa COVID-19 bisa memperburuk tinnitus?
Baca Juga: Telinga Terasa Gatal? Jangan Disepelekan, Bisa Jadi 7 Hal Ini Penyebabnya, Salah Satunya Infeksi
Peneliti masih belum bisa memastikannya. Namun yang jelas, tinnitus yang dikembangkan akibat COVID-19 bisa berkembang jadi long COVID.
"Temuan penelitian ini menyoroti kompleksitas yang terkait dengan pengalaman tinnitus dan bagaimana kedua faktor internal, seperti peningkatan kecemasan dan perasaan kesepian, serta faktor eksternal, seperti perubahan rutinitas dapat memiliki efek yang signifikan," jelas Dr Eldre Beukes, penulis utama studi dari ARU.
Dr Beukes menambahkan adanya beberapa perubahan yang ditimbulkan oleh COVID-19 yang tampaknya berdampak negatif pada kehidupan orang dengan gangguan telinga tersebut.
David Stockdale, kepala eksekutif British Tinnitus Association dan salah satu penulis studi ini mengatakan dengan adanya gelombang kedua COVID-19 dan lockdown, kemungkinan bisa meningkatkan stres dan isolasi.
"Pengobatan tinnitus yang buruk di tahap awal seringkali menyebabkan kasus yang jauh lebih buruk dan tinnitus yang parah dapat berdampak besar pada kesehatan mental," jelas Stockdale.
Oleh sebab itu, saat gelombang kedua COVID-19 berlangsung, sistem perawatan kesehatan perlu memastikan kalau siapa pun yang mengembangkan tinnitus atau kondisinya semakin buruk, mereka bisa mengakses dukungan perawatan kesehatan profesional secepat mungkin.
Terlepas dari tinnitus yang bisa semakin memburuk akibat COVID-19, dan sudah terbukti sangat sulit untuk diobati, tapi sejumlah perkembangan baru yang menjanjikan bisa membuka jalan untuk pengobatan yang lebih efektif terhadap gangguan pendengaran ini.
(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Baca Juga: Apa Itu Long COVID? Ternyata Fenomena Ini Sudah Ada Sejak Awal Pandemi
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar