GridKids.id - Saat pandemi virus corona, kita sering mendengar tentang herd immunity. Lalu, apa itu herd immunity?
Herd immunity adalah cara menghentikan penyebaran virus dengan membiarkan imunitas alami tubuh.
Sehingga, daya tahan atau imunitas diharapkan akan muncul dan virus akan reda dengan sendirinya.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Sally A Nasution, SpPd, K-KV, FINASIM, FACP.
“Pada kondisi terinfeksi virus, tubuh otomatis membentuk antibodi. Siapa yang akan membentuk antibodi? Yaitu orang-orang yang imunitasnya baik, pada usia produktif sekitar 18-50 tahun,” kata dokter Sally kepada Kompas.com.
Namun, enggak semua orang usia produktif punya imunitas yang baik.
Kelompok ini juga enggak terlepas dari risiko kemungkinan perburukan yaitu Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
Pada kenyataannya, COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV-2 bisa berakibat fatal pada usia tersebut.
Baca Juga: Orang Tanpa Gejala (OTG) Bisa Sembuh Sendiri dari Covid-19 Asal Lakukan Hal Ini
Enggak Etis
Pada kesempatan berbeda, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, menyebutkan herd immunity merupakan konsep kekebalan terhadap penyakit yang dipakai untuk level populasi.
Meski begitu, belum ada bukti klinis kalau seseorang yang sudah terinfeksi COVID-19 punya kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2.
Namun, pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (12/10/2020) memperingatkan kalau membiarkan COVID-19 menyebar untuk mencapai herd immunity itu "tidak etis" dan orang-orang salah paham tentang pengertiannya.
Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dalam konferensi pers virtual, kalau herd immunity adalah konsep yang digunakan untuk vaksinasi, di mana suatu populasi bisa dilindungi dari virus tertentu kalau ambang batas vaksinasi tercapai.
Misalnya untuk campak, diperkirakan kalau 95 persen penduduk divaksinasi, 5 persen sisanya juga akan terlindung dari penyebaran virus.
Baca Juga: Gejala Baru Masih Terus Bermunculan, Ini Daftar Lengkap Gejala Infeksi Virus Corona Menurut CDC
Akan Bermasalah
"Herd immunity dicapai dengan melindungi orang dari virus, bukan dengan membuat mereka terpapar virus," ucap Tedros dikutip dari AFP.
"Dalam sejarah kesehatan masyarakat tidak pernah ada herd immunity digunakan sebagai strategi untuk menangani wabah, apalagi pandemi," tegasnya.
Virus corona jenis baru ini sudah menewaskan lebih dari 1 juta orang dan menginfeksi lebih dari 37,5 juta penduduk dunia, sejak pertama kali muncul di Tiongkok akhir tahun 2019.
Mengandalkan herd immunity secara alami dalam situasi seperti itu akan bermasalah secara ilmiah dan etis.
"Membiarkan virus berbahaya yang enggak sepenuhnya kita pahami untuk bebas itu enggak etis. Ini bukan pilihan."
Ia pun mencontohkan kurangnya informasi tentang perkembangan kekebalan terhadap COVID-19, termasuk seberapa kuat respons kekebalan dan berapa lama antibodi berada dalam tubuh.
Tedros juga menunjukkan, diperkirakan kurang dari 10 persen populasi di sebagian besar negara diyakini tertular penyakit tersebut.
"Sebagian besar orang di banyak negara tetap rentan terkena virus ini," ungkapnya.
Baca Juga: Ciri-Ciri Tubuh Terkena Covid-19 Berserta Gejala dan Cara Mencegahnya
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar