GridKids.id - Sejak terdeteksi pertama kali pada akhir tahun 2019 lalu, sampai saat ini pandemi virus corona masih melanda dunia, Kids.
Bahkan, berbagai negara termasuk Indonesia masih terus mengalami penambahan kasus.
Berbagai penelitian pun terus dilakukan oleh ilmuwan dan ahli karena pengetahuan terkait pandemi ini masih terbatas.
Namun, hingga saat ini masih banyak misteri tentang virus corona penyebab COVID-19 yang belum terpecahkan.
Bahkan misteri yang menjadi tanda tanya dunia malah masih terus bertambah.
Virus corona penyebab COVID-19 ini memang merupakan jenis baru, Kids.
Nah, berikut ini ada enam misteri tentang virus corona yang masih menjadi tanda tanya berdasarkan New York Post yang dilansir dari Kompas.com. Kita simak, yuk!
1. Berapa Banyak Orang yang Terinfeksi
Setiap hari berbagai negara, termasuk Indonesia terus melaporkan kasus infeksi virus corona, mulai dari yang positif terjangkit, sembuh, atau meninggal dunia.
Kita bisa mengetahui catatan data Indonesia dan juga berbagai negara lain di dunia.
Namun, sebenarnya jumlah orang yang terinfeksi di dunia ini masih menjadi misteri, Kids.
Soalnya, di Indonesia sendiri masih ada kategori PDP, ODP, dan OTG yang belum bisa disimpulkan.
Padahal, seperti OTG atau penderita yang enggak menunjukkan gejala ini misalnya, juga cukup sulit dilacak dan diam-diam bisa menularkan virus.
Ada pula kemungkinan kasus infeksi atau kematian akibat virus corona yang enggak terdeteksi.
Hal itu juga mungkin saja terjadi di negara lain. Makanya ahli statistik percaya bahwa sebenarnya ada lebih banyak orang yang sudah terinfeksi.
Hanya saja enggak ada data yang jelas tentang berapa banyak orang yang sudah terinfeksi.
Baca Juga: COVID-19 Disebut Lebih Mematikan pada Orang yang Obesitas, Ini Penjelasannya
2. Berapa Banyak Virus untuk Menyebabkan Infeksi
Saat ini, jumlah virus yang bisa menyebabkan infeksi pada seseorang juga belum diketahui pasti.
Data kisaran yang ada saat ini masih belum spesifik, yakni antara 1 hingga 1 juta virus, Kids.
Hal itu pun masih menjadi misteri bagi para ilmuwan dan penelitiannya masih terus dilakukan.
Sampai penelitian selesai dilakukan, enggak akan ada yang tahu jumlah persis virus yang dibutuhkan untuk bisa menginfeksi seseorang.
Makanya, sampai saat ini kita masih diimbau untuk menghindari kerumunan karena semakin intens paparan bisa makin memperbesar potensi kita untuk terinfeksi.
3. Mengapa Sebagian Orang Menderita Lebih Parah?
COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona ternyata sebenarnya merupakan penyakit ringan.
Seseorang yang terinfeksi kebanyakan hanya menunjukkan gejala ringan.
Tapi, enggak jarang juga pasien yang mengalami peradangan parah, bahkan kerusakan paru-paru.
Nah, hal itu masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, Kids.
Sejauh ini, menurut para ahli, tingkat keparahan sakit yang dialami seorang pasien ditentukan oleh respons kekebalan tubuh terhadap infeksi virus.
Kalau respons itu bekerja secara berlebihan, maka bisa terjadi masalah lebih serius pada paru-paru dan organ tubuh lainnya.
Baca Juga: Trik Menggunakan Masker Supaya Enggak Sesak dan Sulit Bernapas
4. Peran Anak-Anak dalam Penyebaran Virus
Peran anak-anak dalam menyebarkan virus corona juga masih menjadi misteri yang mengundang tanda tanya.
Ada dugann bahwa anak-anak memiliki kemampuan fisik untuk mengatasi infeksi virus sehingga enggak akan mengalami sakit parah bahkan bisa tanpa gejala.
Akan tetapi, di sisi lain potensi penularan yang mereka miliki sama besarnya dengan orang dewasa, lo.
Nah, hal itu cukup mengkhawatirkan ketika sekolah kembali dibuka.
Soalnya, akan semakin besar risiko anak-anak untuk tertular dan menularkan virus kepada lingkungan yang lebih luas.
5. Kapan dan di Mana Virus Corona ini Mulai Menyebar
Berdasarkan informasi yang beredar, kita mengetahui kalau virus corona pertama kali terdetaksi di Wuhan, China pada akhir bulan Desember 2019 lalu.
Ternyata sangat mungkin sebuah epidemi baru bermula dari seorang pasien tunggal yang kemudian menyebar luas dan menjadi ledakan infeksi besar, Kids.
Berdasarkan penelitian terhadap 41 kasus pertama di Wuhan, diketahui bahwa semuanya memiliki riwayat kunjungan ke pasar produk makanan laut.
Kemudian, pasien pertama masuk rumah sakit pada (16/12/2020) dengan gejala awal yang sudah muncul pada 1 Desember.
Tanggal itu lebih cepat daripada waktu infeksi pertama yang diketahui dunia, Kids.
Makanya, sejumlah ilmuwan memperkirakan bahwa wabah pertama mungkin sudah dimulai pada akhir atau pertengahan November 2019.
Ilmuwan berpikir bahwa orang pertama yang diketahui terinfeksi belum tentu menjadi orang yang paling awal membawa virus ini, Kids.
Baca Juga: Kapan Pandemi Virus Corona di Indonesia Berakhir? Ini Penjelasan dari Pakar
6. Berapa Lama Kekebalan Terbentuk Setelah Infeksi?
Ada anggapan bahwa orang yang sembuh dari infeksi virus corona memiliki kemampuan untuk kebal terhadap virus yang sama di waktu yang akan datang.
Menurut ilmuwan, tubuh biasanya akan membuat antibodi saat terinfesi virus.
Beberapa antibodi tersebut cukup kuat untuk menetralkan patogen dan mencegah infeksi yang sama terulang.
Nah, dalam proses tersebut juga dihasilkan banyak sel kekebalan tubuh yang dapat membunuh virus.
Lalu, berapa lama kekebalan itu akan bertahan? Rupanya, jawabannya masih belum terpecahkan, Kids.
Soalnya ada laporan pasien yang kembali terinfeksi setelah dinyatakan sembuh. Tapi, ada juga yang berpendapat bahwa itu bisa jadi merupakan kesalahan uji.
Ada pula kemungkinan itu adalah sisa virus yang masih aktif di dalam tubuh setelah infeksi berakhir.
Itulah beberapa misteri tentang virus corona. Wah, ternyata masih ada banyak kemungkinan yang harus dipecahkan, ya, Kids.
Baca Juga: Gejala Ringan, Sedang , dan Berat Penderita COVID-19 yang Sebaiknya Kamu Ketahui
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar