GridKids.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan baru, yaitu para siswa dan guru diperbolehkan meminta pulsa gratis untuk belajar di rumah ke sekolah masing-masing.
Kebijakan ini keluar setelah Mendikbud Nadiem Makarim memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (dana BOS) dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan guru yang terkendala secara ekonomi dalam sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Dikutip dari Kompas.com, penggunaan dana BOS untuk membeli kebutuhan kuota internet tersebut merupakan kebijakan yang diambil untuk merespons situasi pandemi COVID-19 saat ini.
Sejak saat itu, seluruh proses pembelajaran di sekolah dialihkan jadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Para siswa sekolah, mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK sampai para mahasiswa terpaksa belajar secara daring dari rumah masing-masing.
Namun, saat menjalankan proses pembelajaran secara online, ketersediaan kuota internet jadi masalah utama, khususnya bagi keluarga dari ekonomi rendah.
Bapak Mendikbud Nadiem Makarim meminta agar dana BOS itu bisa digunakan dengan sebaik mungkin.
Penggunaan dana bos untuk pembelian kuota internet selama pandemi mengacu pada surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang penggunaan dana bos untuk penanggulangan COVID-19.
Kepala Sekolah Berhak Mengalihkan Dana Bos
"100 persen dana BOS diberikan fleksibilitas untuk membeli pulsa atau kuota internet untuk anak dan orangtuanya. Bisa itu, sudah kita bebaskan. Di masa darurat Covid ini boleh digunakan untuk pembelian pulsa guru, sekolah, dan orangtua untuk anak," ucap Bapak Nadiem, di Bogor, Kamis (30/7/2020).
beliau melihat, banyak keluhan dari para guru dan orangtua murid yang merasa sulit menyediakan kebutuhan kuota internet dalam proses kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi ini.
Ia menjelaskan, penggunaan dana BOS untuk kuota internet harus dikonsultasikan bersama guru dan kepala sekolah.
Kepala sekolah punya hak untuk mengalihkan penggunaan dana BOS demi kepentingan mendukung pembelajaran termasuk pembelian kuota internet.
"Ini kebebasan dengan kriteria (dana BOS) Kemendikbud. Ini diskresi untuk kepala sekolah," sebutnya.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke sejumlah sekolah di Kota Bogor, Bapak Nadiem Makarim banyak mendengar curhat dari para tenaga pengajar mengenai kendala dalam belajar daring.
Hal yang paling krusial dialami oleh guru dan peserta didik di Kota Bogor dalam menjalankan sistem PJJ adalah ketersediaan kuota internet dan jaringan.
Cara Mendapat Kuota Belajar Telkomsel 10 GB Rp 10
Nah, selain mendapatkan dari dana BOS, kamu juga bisa meringankannya dengan menggunakan paket kuota yang ditawarkan oleh beberapa profider.
Yup! Telkomsel menyediakan paket kuota data murah meriah untuk membantu anak belajar di rumah.
Mereka menawarkan paket data 10 GB seharga Rp 10 yang merupakan gabungan dua paket, yaitu Paket Ilmupedia dan Conference.
Paket Kuota Belajar sudah bisa didapatkan oleh pengguna layanan prabayar Telkomsel mulai tanggal 21 Agustus sd 31 Desember 2020.
Caranya, akses melalui aplikasi MyTelkomsel atau UMB *363*844#, lalu pilih angka 1.
Dengan begitu, kuota data sebesar 10 gigabyte akan langsung diterima pengguna dengan harga 10 rupiah. Ini berlaku selama 1 bulan.
Aplikasi MyTelkomsel bisa diunduh pengguna Android di Google Play Store atau pengguna iPhone/iPad di di App Store (iOS).
Dengan mengaktifkan paket Kuota Belajar, pelanggan Telkomsel bisa mengakses sejumlah aplikasi belajar daring dan konferensi video yang ada di paket ilmupedia dan Conference dengan harga terjangkau.
Baca Juga: Cara Membuat Koneksi Internet Lebih Cepat, Biar Enggak Lemot-Lemot Banget
Aplikasi yang Bisa Digunakan
Aplikasi tersebut antara lain Rumah Belajar, Zenius, Quipper, Cakap, Bahaso, Cambridge, Zoom, CloudX, UMeetMe, Microsoft Teams, Cisco Webex, Google Meet, Google Classroom, dan ratusan e-learning kampus/sekolah.
Untuk diketahui, kuota 10 GB Rp 10 itu hanya khusus untuk akses aplikasi-aplikasi belajar di atas, tidak bisa dipakai untuk mengakses aplikasi selain itu, seperti media sosial atau YouTube .
Dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Minggu (23/8/2020), disebutkan bahwa paket Kuota Belajar 10 GB berlaku selama 30 hari sejak tanggal pengaktifan.
Sebelumnya, paket 10 GB Rp 10 ini pertama kali diluncurkan Telkomsel pada Juli lalu, sebagai Paket ilmupedia E-Learning Session, yang ditujukan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.
Sekarang paket tersebut bisa dipakai untuk aplikasi telekonferensi, seperti Zoom.
"Kini Telkomsel kembali memperluas cakupan keunggulan paket dengan menggabungkan kemanfaatan kedua paket tersebut, melalui kehadiran paket Kuota Belajar,” kata Vice President Prepaid Consumer Telkomsel Adhi Putranto lewat keterangannya.
Informasi lebih lanjut serta syarat dan ketentuan untuk mendapatkan paket Kuota Belajar ini bisa dilihat di https://www.telkomsel.com/kuotabelajar.
Enggak Semua Bisa Dapat Sinyal
Namun, enggak semua pelajar bisa melakukan sekolah dari rumah dengan nyaman meski dapat kuota dan pulsa gratis, Kids.
Hal ini karena ada juga yang terkendala dengan perangkat, seperti enggak punya televisi, laptop, atau bahkan sinyal.
Hal ini membuat para pelajar harus memutar otak dan mencari cara terbaik agar sekolah jarak jauh bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin.
Enggak jarang, ide-ide mereka sangat kreatif. Dari memakai HT, sampai belajar di pinggir jalan untuk dapatkan sinyal.
Memakai HT
Di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, akses internet cukup susah.
Namun, institusi pendidikan setempat mengakalinya dengan menggunakan handy talkie (HT), alat komunikasi jadul yang lebih sering dipakai panitia acara dan intel polisi.
Berbekal frekuensi dan satu HT per siswa, kelas dilangsungkan bermodalkan suara guru.
Seperti semua orang yang berkomunikasi pakai HT, setiap penjelasan guru dan pertanyaan siswa diakhiri dengan kata “Ganti!” sebagai penanda akhir kalimat.
Mengutip Vice, fenomena ini terjadi di Desa Punik. Terletak di dataran tinggi Kabupaten Sumbawa, internet memang belum menjangkau seluruh desa.
Alhasil, SD Punik menggunakan perangkat radio komunikasi melalui Frekuensi RAPI 14.320.0.
RAPI sendiri adalah organisasi sosial yang membantu tugas pemerintah menyambung keterisoliran informasi serta ikut melakukan sosialisasi kebijakan pemerintah kepada masyarakat.
Belajar di Pinggir Jalan untuk Dapatkan Sinyal
Kak Teara Novianti adalah seorang mahasiswi semester dua di Universitas Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah.
Ceritanya berjuang berburu sinyal internet selama proses pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi virus corona ini jadi viral.
Kak Teara harus berjuang mengikuti pembelajaran daring di tepian jalan yang enggak jauh dari rumahnya kawasan Perbukitan Menoreh, Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah.
Selama empat bulan sejak kebijakan belajar di rumah diterapkan, ia harus menuju tepi jalan untuk mendapatkan sinyal agar bisa mengikuti perkuliahan.
Kak Teara menceritakan, sudah dua kali mengikuti ujian di pinggir jalan, yaitu ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
“Awalnya bingung, gimana saya bisa belajar daring kalau di rumah saja sinyal enggak bisa,” cerita Kak Teara saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).
Ia mengatakan, lokasi tepi jalan yang jadi lokasinya “nongkrong” untuk belajar adalah titik yang memang digunakan warga setempat sebagai tempat mencari sinyal provider.
“Jadi saya memutuskan untuk di situ saja,” ujarnya.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar